Saturday, August 15, 2015

One Day Beach Trip Part II

                Aku suka pantai! Hei, siapa yang ga suka pantai? Birunya laut, deburan ombaknya, pasir pantainya, nyiur daun kelapa yang melambai (adanya pohon bakau dan daunnya seperti itulah) seperti paradise in the earth. Di Jogja, pantai indah seperti itu berada di deretan pantai selatan Gunung Kidul. Butuh waktu sekitar 2 jam dari Kota Jogja dengan kendaraan pribadi karena akses kesana dengan kendaraan umum memang belum banyak. Sebelumnya, aku pernah mengulas beberapa pantai di Gunung Kidul. Kindly check One day beach Trip part I ya.
                Nah, kali ini hanya tiga pantai yang aku kunjungi bersama dua teman kampus dan satu pacar temanku. Selalu dan tidak pernah ketinggalan, setiap ke Gunung Kidul, Esta akan menjadi pemanduku, kali ini aku juga ditemani travelmate sekaligus fotografer pribadi yang cita-citanya jadi jurnalis, Desy. Kendalanya, tidak ada yang memboncengkan Esta, tapi, untunglah, saat itu (ga efektif banget bahasanya) teman lelakinya bersedia mengantar kami bertiga jalan-jalan. Ah! Beruntungnya.
                Destinasi pertama yang akan kami kunjungi adalah salah satu pantai yang sedang ngehitz banget. Pantai Nglambor. Pantai Nglambor adalah pantai yang berada di sebelah pantai siung, pantai ini terkenal karena menyajikan pemandangan bawah air, bahasa kerennya sih snorkeling. Karena penasaran dan pengen banget nyoba renang sama ikan, aku dan Desy memutuskan untuk reservasi hari sebelumnya.
                Pukul setengah tujuh pagi aku berangkat dari Magelang dan sampai di Jogja pukul tujuh lebih lima belas. Terhitung cepat karena ngebut dan jalanan ga seramai biasanya, padahal hari itu adalah hari sekolah. Sebelum beranjak ke tempat Esta, aku dan desy menyempatkan sarapan di burjo dekat kos Desy. Nasi telur dengan teh panas. Sungguh suguhan pagi yang sederhana namun mengenyangkan. Pukul 8 kami mulai menyusuri jalan Jogja-Wonosari menuju rumah sahabat kami tercinta, Karunia Lestari, yang asik dipanggil Esta. Tanpa buang waktu, setelah sampai dan beristirahat sejenak kami langsung tancap gas menuju tujuan kami.
                Panas mulai menyerang kulit dan berusaha merubah warna kulit menjadi kehitaman, tapi kami tetap memacu motor. Pukul setengah 11 kami tiba di pantai Nglambor. Saat itu, jalan menuju pantai dari jalan utama masih berbatu dan menanjak, terlihat sekali baru dibuka beberapa bulan. Dengan 15% keberanian dan sisanya nekat, aku berusaha mengendarai Rio menakhlukan jalan berbatu itu. Tapi, bagi yang tidak berani melewati jalan berbatu itu, tersedia beberapa tukang ojek yang siap mengantar.
                Karena sudah reservasi sebelumnya di Bintang Nglambor Snorkeling, kami segera menuju gubug BNS. Disana nampak hanya ada satu rombongan yang menanti. Aku menemui salah seorang petugas sekaligus pemandu disana. Mas Adit namanya, beliau sangat ramah dan asik diajak bercanda.
                Laut mulai siap diajak bermain, sekarang ada sekitar 5 rombongan yang akan bersnorkeling ria bersama kami. Setiap rombongan ditemani 2 pemandu. Aku dan Desy merasa beruntung dipandu oleh Mas Adit langsung dan Bapak S. Setelah mendapatkan pengarahan singkat, kami mulai meluncur ke tepi pantai. Laut saat itu sedang bagus-bagusnya, ombak tidak terlalu tinggi dan kedalamannya pas untuk melihat terumbu-terumbu karang yang indah. Sembari berenang-renang melihat terumbu karang dan ikan-ikan, kami ngobrol bersama bapak Slamet dan Mas Adit. Dahulu, pantai Nglambor hanya pantai biasa yang kurang terekspose, sampai suatu ketika, Mas Adit dan teman-temannya yang memang senang bermain selancar menemukan potensi yang menjanjikan di Pantai Kecil ini. sebuah keberuntungan yang mendatangkan keuntungan menurutku. Dengan susah payah dan memulai dari nol, mereka berusaha memasarkan objek wisata baru ini. Dan yah jadilah Pantai Nglambor menjadi salah satu destinasi baru yang menawarkan atraksi wisata baru di daerah Gunung Kidul.
                Sesuai penjelasan Bapak S, setiap weekend, Pantai Nglambor bisa didatangi lebih dari 100 orang yang ingin menikmati keindahan bawah terumbu karang dan ikan-ikan lucu. Tidak ada pembatasan pengunjung!! Aku kaget! Kalau dibiarkan seperti itu, bukankah nanti ekosistem terumbu karang akan terganggu yah. Tapi, Bapak S menjawab dengan entengnya, bahwa mereka tidak ingin mengecewakan para wisatawan yang sudah jauh-jauh datang.
                Ironi, dimana pariwisata menjadi kegiatan yang serba salah. Di lain pihak tentu manusia menginginkan keuntungan dalam proses pariwisata tersebut. Namun, sisi lain, bila kegiatan itu melibatkan alam sebagai daya tarik utama, akan lebih baik bila adanya upaya konservasi dan pelestarian sehingga alam tidak rusak oleh ulah manusia. Sebab tidak semua manusia memiliki keinginan untuk menjaganya kebanyakan justru hanya menikmati keindahannya dan meninggalkannya begitu keindahannya telah tiada.
                Well, balik ke pantai Nglambor, selain hal diatas, pelayanan BNS sangat memuaskan. Suka! Baik banget bapak dan mas pemandu! Oh iya, untuk snorkeling di Pantai Nglambor kita cukup merogoh saku Rp 50.000,- sudah termasuk asuransi, peralatan snorkeling, dokumentasi underwater  dan pemandu yang baik-baik. Selamat bermain dengan ikan!
                Sesudah dari pantai Nglambor, waktu itu sekitar pukul 2 siang. Mau pulang kok males, akhirnya kami berempat memutuskan pergi ke Pantai Sadeng. Pantai paling ujung timur dari pantai di Gunung Kidul. Untuk menuju Pantai Sadeng dari pantai Nglambor membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. Perjalanan menuju Pantai Sadeng sangat menakjubkan, kita akan melewati bekas sungai purba yang #warbiyasak. Sisi kiri jalan adalah jurang yang kemudian menyambung meninggi menjadi tebing yang indah banget. Mungkin dulunya pernah dialiri sungai yang bermuara di pantai sadeng.
                Hanya dikenai biaya Rp 2000,- untuk parkir motor. Pantai sadeng adalah pelabuhan para nelayan. Banyak perahu-perahu nelayan yang ditambatkan di dermaga. Bahkan ada perahu keamanan milik kepolisisan. Saat tiba disana sangatlah sepi. Walaupun pantainya biasa aja, tapi, ada kesan mendalam di pantai ini. karena gak bisa lihat sunset di sini, kami berempat memutuskan melihat sunset di Pantai Wedi Ombo. Balik lagi deh!
                KACAU! HAHA. Pantai wediombo juga gabisa buat lihat sunset. Ada karang besar yang menutup tenggelamnya matahari. Tidak masalah! Kita malah foto action dan bermain pasir. Gelap mulai datang, kami memutuskan untuk pulang. tadinya, kita ga berniat nyampe malam kaya gini, karena aku ada pertandingan futsal dan Desy ada kurasi foto. Tapi untunglah, pertandingan futsalku ditunda. But, aku benar-benar minta maaf Des, kamu jadi gak bisa ikut kurasi. I am really sorry.

                

No comments:

Post a Comment

Gunung Batur, Tiktok Satu Hari Saat Kuningan

Perjalanan ini sungguh perjalanan tak direncanakan. Pumpung libur dari internship, aku mengajak beberapa temanku di Bali untuk mendaki gunu...