Aku
suka pantai! Hei, siapa yang ga suka pantai? Birunya laut, deburan ombaknya,
pasir pantainya, nyiur daun kelapa yang melambai (adanya pohon bakau dan daunnya
seperti itulah) seperti paradise in the earth. Di Jogja, pantai indah seperti
itu berada di deretan pantai selatan Gunung Kidul. Butuh waktu sekitar 2 jam
dari Kota Jogja dengan kendaraan pribadi karena akses kesana dengan kendaraan
umum memang belum banyak. Sebelumnya, aku pernah mengulas beberapa pantai di
Gunung Kidul. Kindly check One day beach Trip part I ya.
Nah,
kali ini hanya tiga pantai yang aku kunjungi bersama dua teman kampus dan satu
pacar temanku. Selalu dan tidak pernah ketinggalan, setiap ke Gunung Kidul,
Esta akan menjadi pemanduku, kali ini aku juga ditemani travelmate sekaligus
fotografer pribadi yang cita-citanya jadi jurnalis, Desy. Kendalanya, tidak ada
yang memboncengkan Esta, tapi, untunglah, saat itu (ga efektif banget
bahasanya) teman lelakinya bersedia mengantar kami bertiga jalan-jalan. Ah!
Beruntungnya.
Destinasi
pertama yang akan kami kunjungi adalah salah satu pantai yang sedang ngehitz
banget. Pantai Nglambor. Pantai Nglambor adalah pantai yang berada di sebelah
pantai siung, pantai ini terkenal karena menyajikan pemandangan bawah air,
bahasa kerennya sih snorkeling. Karena penasaran dan pengen banget nyoba renang
sama ikan, aku dan Desy memutuskan untuk reservasi hari sebelumnya.
Pukul
setengah tujuh pagi aku berangkat dari Magelang dan sampai di Jogja pukul tujuh
lebih lima belas. Terhitung cepat karena ngebut dan jalanan ga seramai
biasanya, padahal hari itu adalah hari sekolah. Sebelum beranjak ke tempat
Esta, aku dan desy menyempatkan sarapan di burjo dekat kos Desy. Nasi telur
dengan teh panas. Sungguh suguhan pagi yang sederhana namun mengenyangkan.
Pukul 8 kami mulai menyusuri jalan Jogja-Wonosari menuju rumah sahabat kami
tercinta, Karunia Lestari, yang asik dipanggil Esta. Tanpa buang waktu, setelah
sampai dan beristirahat sejenak kami langsung tancap gas menuju tujuan kami.
Panas
mulai menyerang kulit dan berusaha merubah warna kulit menjadi kehitaman, tapi
kami tetap memacu motor. Pukul setengah 11 kami tiba di pantai Nglambor. Saat
itu, jalan menuju pantai dari jalan utama masih berbatu dan menanjak, terlihat
sekali baru dibuka beberapa bulan. Dengan 15% keberanian dan sisanya nekat, aku
berusaha mengendarai Rio menakhlukan jalan berbatu itu. Tapi, bagi yang tidak
berani melewati jalan berbatu itu, tersedia beberapa tukang ojek yang siap
mengantar.
Karena
sudah reservasi sebelumnya di Bintang Nglambor Snorkeling, kami segera menuju
gubug BNS. Disana nampak hanya ada satu rombongan yang menanti. Aku menemui
salah seorang petugas sekaligus pemandu disana. Mas Adit namanya, beliau sangat
ramah dan asik diajak bercanda.
Laut
mulai siap diajak bermain, sekarang ada sekitar 5 rombongan yang akan
bersnorkeling ria bersama kami. Setiap rombongan ditemani 2 pemandu. Aku dan
Desy merasa beruntung dipandu oleh Mas Adit langsung dan Bapak S. Setelah
mendapatkan pengarahan singkat, kami mulai meluncur ke tepi pantai. Laut saat
itu sedang bagus-bagusnya, ombak tidak terlalu tinggi dan kedalamannya pas
untuk melihat terumbu-terumbu karang yang indah. Sembari berenang-renang
melihat terumbu karang dan ikan-ikan, kami ngobrol bersama bapak Slamet dan Mas
Adit. Dahulu, pantai Nglambor hanya pantai biasa yang kurang terekspose, sampai
suatu ketika, Mas Adit dan teman-temannya yang memang senang bermain selancar
menemukan potensi yang menjanjikan di Pantai Kecil ini. sebuah keberuntungan
yang mendatangkan keuntungan menurutku. Dengan susah payah dan memulai dari
nol, mereka berusaha memasarkan objek wisata baru ini. Dan yah jadilah Pantai
Nglambor menjadi salah satu destinasi baru yang menawarkan atraksi wisata baru
di daerah Gunung Kidul.
Sesuai
penjelasan Bapak S, setiap weekend, Pantai Nglambor bisa didatangi lebih dari
100 orang yang ingin menikmati keindahan bawah terumbu karang dan ikan-ikan
lucu. Tidak ada pembatasan pengunjung!! Aku kaget! Kalau dibiarkan seperti itu,
bukankah nanti ekosistem terumbu karang akan terganggu yah. Tapi, Bapak S
menjawab dengan entengnya, bahwa mereka tidak ingin mengecewakan para wisatawan
yang sudah jauh-jauh datang.
Ironi,
dimana pariwisata menjadi kegiatan yang serba salah. Di lain pihak tentu
manusia menginginkan keuntungan dalam proses pariwisata tersebut. Namun, sisi
lain, bila kegiatan itu melibatkan alam sebagai daya tarik utama, akan lebih
baik bila adanya upaya konservasi dan pelestarian sehingga alam tidak rusak oleh
ulah manusia. Sebab tidak semua manusia memiliki keinginan untuk menjaganya
kebanyakan justru hanya menikmati keindahannya dan meninggalkannya begitu
keindahannya telah tiada.
Well,
balik ke pantai Nglambor, selain hal diatas, pelayanan BNS sangat memuaskan.
Suka! Baik banget bapak dan mas pemandu! Oh iya, untuk snorkeling di Pantai
Nglambor kita cukup merogoh saku Rp 50.000,- sudah termasuk asuransi, peralatan
snorkeling, dokumentasi underwater dan
pemandu yang baik-baik. Selamat bermain dengan ikan!
Sesudah
dari pantai Nglambor, waktu itu sekitar pukul 2 siang. Mau pulang kok males,
akhirnya kami berempat memutuskan pergi ke Pantai Sadeng. Pantai paling ujung
timur dari pantai di Gunung Kidul. Untuk menuju Pantai Sadeng dari pantai
Nglambor membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. Perjalanan menuju
Pantai Sadeng sangat menakjubkan, kita akan melewati bekas sungai purba yang
#warbiyasak. Sisi kiri jalan adalah jurang yang kemudian menyambung meninggi
menjadi tebing yang indah banget. Mungkin dulunya pernah dialiri sungai yang
bermuara di pantai sadeng.
Hanya
dikenai biaya Rp 2000,- untuk parkir motor. Pantai sadeng adalah pelabuhan para
nelayan. Banyak perahu-perahu nelayan yang ditambatkan di dermaga. Bahkan ada
perahu keamanan milik kepolisisan. Saat tiba disana sangatlah sepi. Walaupun
pantainya biasa aja, tapi, ada kesan mendalam di pantai ini. karena gak bisa
lihat sunset di sini, kami berempat memutuskan melihat sunset di Pantai Wedi
Ombo. Balik lagi deh!
KACAU!
HAHA. Pantai wediombo juga gabisa buat lihat sunset. Ada karang besar yang
menutup tenggelamnya matahari. Tidak masalah! Kita malah foto action dan
bermain pasir. Gelap mulai datang, kami memutuskan untuk pulang. tadinya, kita
ga berniat nyampe malam kaya gini, karena aku ada pertandingan futsal dan Desy
ada kurasi foto. Tapi untunglah, pertandingan futsalku ditunda. But, aku
benar-benar minta maaf Des, kamu jadi gak bisa ikut kurasi. I am really sorry.
No comments:
Post a Comment