Friday, November 20, 2015

Jelajah Karimun Jawa Part II

                Jarang main ke pasar, sekalinya ke pasar langsung ke pasar Karimun Jawa. Hari ketiga adalah hari terakhir kami berada di pulau kecil ini. waktunya berburu oleh-oleh! Sebenarnya bukan waktunya sih, tapi kami para ciwi-ciwi rela bangun jam 6 pagi demi ke pasar buat beli ikan-ikan untuk oleh-oleh di rumah. Yups, prinsip pariwisata kan selain something to see, something to do dan something to learn kan masih ada yang paling wajib yaitu something to buy. Saran saja sih, mending emang beli ikan di pasar langsung aja, gilaa harganya murah bangettttt. Saya hanya mengeluarkan Rp 55.000,- dan sudah mendapatkan hampir 7 item ikan-ikan laut yang sudah di keringkan dan kerupuk kepiting. So cheapyy hihi!
                Selain beli ikan-ikan kering, kami juga membeli bedak dari bubuk beras putih yang biasa digunakan ibu-ibu karimun untuk melindungi wajahnya dari teriknya sinar matahari. Rencananya sih mau dipakai ala-ala sunblock tradisional gitu tapi pas diaplikasikan ke wajah, malah jadi kaya badut haha.
                Lanjut saja neeh, kami langsung cus menggunakan kapal kecil menuju pulau gosong. Yup dari namanya aja udah ketahuan bahwa kita bakal dibikin gosong-segosong-gosongnya. Pulau gosong dapat ditempuh sekitar 15menitan dari dermaga kapal di karimun. Pulau Gosong hanya ada ketika laut sedang surut, pulau ini hanya terdapat gundukan pasir putih dan karang-karang kecil. Ga lama kami di pulau Gosong, kami langsung tancap gas menuju pulau cilik buat snorkeling manja disana. Waktu yang di tempuh ga lama buat sampai pulau cilik, mungkin sekitar 10-15 menit saja.
                Sebelum snorkeling kita dibekali ilmu dulu. Setidaknya banyak ilmu yang benar-benar bertambah, sebagai seorang pemula dalam hal laut kelautan hahaha. Pesan pertama adalah Jangan injak ataupun sentuh terumbu karang, thats why, kita snorkeling di kedalaman 3-4 meter, ngeri pisan. Padahal kemampuan renang saya masih abal-abal gimana mau nyelam huhu. Untung saja mas-mas guide kita rela membantu. Bayangin saja kalau terumbu karang kita sentuh atau injak-injak, kan bisa ngerusak ekosistemnya, padahal terumbu karang tu juga makhluk hidup, butuh satu tahun untuk tumbuh setinggi 1cm dan butuh 100 tahun untuk membentuk terumbu karang seindah 1 meter.
                Puas banget snorkeling dan bisa lihat terumbu-terumbu karang yang bagus banget. You should be there! Sehabis snorkeling, kami menikmati makan siang dan santai ria di pulau cilik. Saya benar-benar jatuh cinta dengan pasir pulau cilik. Halus dan lembut! Katanya dari kotoran ikan yang mengendap. Eh benar ga sih? Yah pokoknya, really Love Pulau cilik!
                Ga selesai sampai di sana. Bang Jay dkk menawari kami untuk ikut membantu memunguti botol-botol bekas di salah satu pantai di Karimun Jawa setelah kami selese bersnorkeling lagi di spot plawangan, emm kalau tidak salah. Nah abis snorkeling itu, kami langsung membantu walaupun sedikit membersihkan pantai dari botol-botol plastik yang jumlahnya banyak banget. Yahhh, setidaknya mengurangi sedikitlah. Tolong yuk kawan. Cintai alam kita sebagaimana alam mencintai kita dengan memberikan panorama yang indah. Kasihan kan kalau dikasih sampah terus. Gimana perasaanmu kalau tubuhmu dilemparin sampah? Kesel kan? Makanya ayoo jaga lingkungan alam kita, jangan buang sampah sembarangan!
                Uuuuuu selesai sudah kami memnguti sampah yang tak seberapa yang mampu kami bawa. Hari sudah menjelang sore, waktunya kembali ke dermaga. Eits! Belum dulu, kami masih diajak mampir ke pulau Menjangan Besar untuk melihat penangkaran hiu-hiu kecil dan patrick! Eh bintang laut. Binatang favoritkuuuuu! Santai saja, walaupun namanya hiu, kita tetap aman kok walau masuk ke dalam penangkarannya. Mungkin mereka sudah dilatih kali ya. Kamu juga bisa melihat kura-kura, ikan gembung, bintang laut, dan anemon yang menyembunyikan little Nemo, eh ikan badut. Uh harusnya mereka hidup bahagia di laut ya, tapi inilah yang dinamakan Pariwisata. You can do everything just to make money. Selesai sudah perjalanan laut kami.
                Nah karena hari ini hari terakhir, malamnya kami diajak berbelanja oleh-oleh lagi di Alun-Alun Karimun Jawa. Oleh-oleh khas karimun yaitu gelang, tasbih atau gantungan kunci dari kayu dewandaru. Kayu dewandaru adalah kayu yang dikeramatkan di karimun Jawa. Namun, karena Karimun belum memiliki ciri khas, akhirnya kayu dewandaru dikembang biakkan dan dioleh menjadi cinderamata khas Karimun Jawa. Kamu dapat menjumpai banyak pedagang cinderamata dan kaos-kaos di alun-alun. Harga satu gelang kayu dewandaru adalah Rp 25.000,-  dan tasbih Rp 50.000,- tapi kamu dapat menawarnyaaaa!!
                Wuhuuuu hari keempat adalah hari perpisahan. Sedih rasanya meninggalkan pulau yang indah ini. banyak kenangan yang membekas di Karimun Jawa, banyak ilmu yang saya dapatkan dan kamin mempunyai teman baru, saudara baru. Terima kasih bang Jay, mas Jojo dan mas Dije telah membuat kami nyaman berada di pulau orang ini. tetap berkarya, buatlah Karimun Jawa lebih nyaman dan berhati bersih. Semangattt!
                Sampai jumpa di vakansi berikutnya! Happy Travelling guys!


             

Jelajah Karimun Jawa Part I


                Saya tidak menyangka bisa melangkah sejauh ini, dengan sedikit uang tabungan hasil tidak hedon selama beberapa bulan, finally i got my first travel destination on my travel list, KARIMUN JAWA. Such a little paradise of central java. Ga bisa dideskripsikan betapa bahagianya bisa menapakkan kaki di sebuah pulau di utara pulau jawa yang katanya ga kalah sama pulau-pulau di timur Indonesia sana.
                2 November 2015, sekitar pukul 2 dini hari, saya dan rombongan yang terdiri dari 2 kakak sepupu dan 2 temannya tiba di pelabuhan kartini Jepara. Pengambilan waktu yang salah! Karena tidak punya pikiran buat nyewa homestay, kami berlima macam gelandangan tidur di pelabuhan ditemani nyamuk-nyamuk haus darah yang dengan senang hati memberikan oleh-oleh berupa bentol-bentol di kaki dan tangan. Padahal kalau nyewa homestay, Cuma sekitaran 30-50 ribu saja. Beruntunglah salah satu warung, warung pak bambang lebih tepatnya berbaik hati meminjamkan kami tikar supaya kami bisa tidur lelap menunggu keberangkatan kapal keesokan harinya.
                Teeeettttt, bunyi kapal siginjai membuat kami tambah semangat untuk memulai hari di awal bulan November ini. Setelah sarapan sup udang yang enakk sekali, kami segera berjalan menuju kapal yang siap berangkat. Eits, sebelumnya, mas Dije selaku apa ya? Anggap saja beliau teman baru kami, teman kaka sepupu saya, dan salah satu anggota Jelajah Karimun jawa yang paketnya kami gunakan, membelikan tiket kapal untuk kami. Tiket kapal siginjai saat ini adalah Rp 57.000, ditambah biaya pembayaran retribusi pelabuhan Rp 2000,- jika ingin membawa motor, biaya motor dikenakan Rp 50.000,-. Berangkatlah kami berenam, yey!!
                Lima jam perjalanan laut terlalui dan tibalah di pulau KARIMUN JAWA. Akhirnya kaki ini menapak di pulau yang menawarkan ribuan pesona alamnya huehehe. Sesampai di pelabuhan kami dijemput oleh mas Jojo, nah beliau inilah teman kakak sepupu saya, sekaligus akan menjadi guide kami di Karimun selama 4 hari 3 malam. First impression saya sih, mas Jojo orangnya asik dan bakalan gilaaaaa, dan ternyata benar sekali. Beliau membuat perjalanan kami di Karimun layaknya para petualang yang haus pesona alam Indonesia *duh maafkan kealayan saya*. Sehabis bertegur sapa dan berkenalan kami langsung tancap gas menuju homestay RG, Js. Homestay-nya kaya rumah sendiri ditambah it located near the port, you could see many fishermans boats and blue ocean infront of your eyes. How BLISS i  am! Eh ngomong-ngomong, di depan pelabuhan ada Tourist Information Center loh, kamu bisa tanya-tanya disana kalau masih bingung. Ada brosurnya juga, tapi sayang, saya lupa mau minta.
                Karimun Jawa adalah salah satu pulau besar diantara gugusan pulau lain di kepulauan Karimun Jawa. Masyarakat pulau Karimun masih sama dengan masyarakat di jawa, karena kebanyakan penduduk karimun memang berasal dari jawa dan sebagian madura dan bugis. Hari pertama di pulau karimun, kami habiskan dengan beradaptasi dengan lingkungan karimun. Mas Jojo mengajak kami ke pantai Legoon lele, jalan menuju pantai ini sangat indah dengan pemandangan bukit di kiri jalan dan pantai-pantai di kanan jalan. Pantai Legoon lele termasuk pantai yang jarang dikunjungi, terdapat satu kapal terdampar disana, pantainya bersih dan kata mas Jojo, ketika laut surut, kita bisa berjalan lebih ke tengah menuju laut. Ah karimun, ada-ada saja yang kau tunjukkan.
                Oh iya, salah satu yang bikin saya terkesan dengan karimun adalah kebiasaan masyarakat sana yang membiarkan kunci motor tetap tergantung di motor tanpa khawatir motor akan dibawa kabur orang. Saya sedikit was-was ketika pertama kali meninggalkan motor dengan kunci yang masih bergelayut manja di motor. Tapi, ternyata benar, motor ga bakal ada yang bawa pergi, karena mau dibawa pergi kemana, pasti akan ketemu kalau seandainya di curi orang, karena ya hanya di pulau itu saja. Buktiin deh kalau kalian ke Karimun, pasti banyak motor nganggur dengan kunci yang masih bergantungan.



                Nah sehabis dari legoon lele, kami beranjak menuju pantai pancuran belakang, saya membayangkan pantainya seperti pantai banyu tibo di pacitan, tapi kenyataaannya ternyata berbeda. Memang sih ada pancuran air tawar tapi tidak deras karena saat itu belum musim penghujan. Tapi pantainya tetap indah! Ada penyewaan kano juga disana, ada ayunan, dan beberapa penjual minuman ringan oleh penduduk setempat. Cukup lama kami habiskan waktu di pantai Pancuran Belakang. Setelah puas, mas Jojo mengajak kami mencari kepiting di salah satu pantai tak bernama, atau saya saja yang ga tau namanya. Sebelumnya beliau mengajak beberapa anak muda Karimun untuk ikut bersama kami. Ada mas mamat yang katanya asli Jogja, kemudian mas blablabla atau mas george atau entahlah nama aslinya, dan satu lagi, saya lupa namanya. Tapi sudah hampir satu jam kami mencari kepiting, kepiting tak jua kami dapatkan. Mungkin karena kami tidak berbakat jadi nelayan pemburu kepiting, atau perlu pakai umpan uang biar tuan krab mau muncul dan menjadi santapan kami nanti malam, hahaha.
                Karena ga berhasil dapat kepiting atau kerang akhirnya kami balik dan mas-mas karimun tadi memetikkan beberapa kelapa muda untuk kami. Ah segarnya, wehh kami juga jajan di warung dan harganya ga beda jauh sama di jawa. Oh iya, hasil bumi yang paling dikenal untuk oleh-oleh yaitu mete yang perkilonya sekitar Rp 75.000,- kalau tidak salah. Sayang saya ga beli.
                Lanjut neeehhh, setelah minum dan jajan-jajan ringan, kami melanjutkan ke bukit Love. Ya kenapa di sebut bukit love atau bukit cinta, karena di sana ada lambang love yang biasa digunakan untuk berfoto. Selain itu, naik sedikit kami sudah menemukan bukit dengan tulisan karimun jawa dan view pantai yang indah bangeeettttt buat ngeliat sunset. What a beautiful twiligh i’ve ever see!! Matahari seolah dengan angkuhnya tenggelam di batas cakrawala. Senja yang indah untuk mengakhiri hari pertama di Karimun Jawa.
                Malamnya setelah makan malam dan bersih-bersih, saya dan dua teman kakak sepupu saya, mbak Atina dan mas Huda ngobrol santai dengan mas Jojo dan mas Dije dan satu lagi guide well yang bikin gila dengan ide-idenya, bang Jay. Kami ngobrol seru tentang pengolahan sampah botol plastik dan keadaan karimun serta masyarakatnya dalam menghadapi kepariwisataan di Karimun Jawa. You should know, not everybody knew about tourism in their hometown, they only knew how to made these destinations famous and have a lot of tourist but didn’t knew how to save the nature. So, that’s way, we should knew about sustainable tourism, ecotourism and the impact of the tourism. Obrolan yang penuh bobot untuk malam yang melelahkan, tapi rasanya otakku terisi lagi, ga percuma dong bolos kuliah (jangan ditiru) tapi di Karimun malah dapat kuliah berpuluh-puluh sks dan itu worthed banget.
                Hari kedua pun datang! Hari ini saya dan rombongan menyusuri wisata darat di Karimun Jawa. Destinasi pertama kami adalah pantai Anora dengan gundukan bukit cintanya hehe. Pantai Anora adalah pantai tersembunyi yang jarang di ekspos oleh wisatawan domestik, katanya kebanyakan yang datang malah wisatawan mancanegara yang memang senang blusukan. Aku suka pantai Anora. Sebenarnya pantai dan bukit ini adalah milik investor swasta kemudian oleh Bapak Asrori ditata sedemikian rupa sehingga menjadi objek wisata yang menakjubkan. I thought it was like little Belitong. Yah walaupun saya belum pernah ke Belitong. Tapi, Anora menyajikan eksotisme pantai yang berbeda. Semoga kelestariannya tetap lestari. Ada sedikit cerita lucu tentang asal-usul nama Anora. tanpa sengaja saya nyeplos, “Namanya Anora, mungkin bapaknya pengen ngasih nama Amora yang artinya cinta tapi kepleset jadi Anora kali ya.” Nah lalu ditimpali oleh seorang bapak-bapak penduduk lokal yang sedang duduk di warung sebelah, “Asal nama Anora itu dari kata Ana po ora, karena sebelumnya tidak ada yang tahu siapa pemilik dari bukit dan pantai itu.” begitulah pendapat bapak yang katanya dulu berasal dari jawa tengah yang sudah merantau ke karimun sejak 30 tahun lalu.
                Wihi next destination aja deh. selanjutnya kami melajukan motor kami melewati jalan beraspal yang menghubungkan pulau Karimun Jawa dengan pulau Kemujan menuju kawasan hutan mangrove. Jadi, kata mas Jojo, hutan mangrove inilah yang bikin karang-karang di karimun tetap bagus. Eh tanpa hutan mangrove ini, pulau kemujan dengan karimun ga bakal tersambung kaya sekarang. Yups kita bareng-bareng treking mengelilingi jalanan kayu mengitari hutan mangrove sampai ke pos pemantauan (sebenarnya namanya pula saya tak tahu). Nah sebelum ke pos, mas Jojo ngajarin kita nanam mangrove. “Yuk ke kutub nanam mangrove” what the damn words speak out from my mouth haha. Yah selain nikmatin pemandangan yang addorable, kita juga dapat ilmu yang bermanfaat. Terima kasih Jelajah Karimun
                Abis nanam-nanam mangrove, kami gas menuju pantai di ujung karimun, pantai yang katanya jarang di jamah wisatawan. Perjalanannya sangat mengasikan, kami lewat kampung suku bugis dengan aksen khas rumah adat panggungnya. Wih pulau kecil yang beragam suku.
                Dan aku tahu mengapa pantai ini jarang di kunjungi. Trek menuju kesana so damn awfull, berpasir dan berkelok-kelok (lebay). Ya tapi memang seperti itu. finally we got it! Welcome to Pantai Batu lawang atau pantai Watu nganten, kenapa dinamakan seperti itu? karena ada dua batu besar menjorok ke tengah laut dan katanya mereka pasangan yang tidak direstui kemudian kabur begitu saja. Seremm! Tapi sungguh, pantai ini beda dari pantai-pantai lain, kamu mungkin tidak akan mudah menemukan pantai jenis ini, dimana hamparan alga hijau memenuhi pinggir pantai dan it was really amazing views. Terbayar susahnya menuju pantai ini. matur suwunun Gusti!
                Cukup lama kami di pantai Batu Lawang. Suasananya yang sepi dan kebersamaan yang menyenangkan membuat kami lupa bahwa masih ada destinasi yang belum kami kunjungi. Akhirnya, setelah ga mager, kami bangkit dan melanjutkan perjalanan.
                Bang Jay memang benar-benar membuat kami explore Karimun Jawa. Belum puas menunjukan kami hamparan alga hijau, beliau membawa kami ke pantai terpencil diseberang hutan mangrove dengan jalan yang bisa dibilang ekstrim. Namun, kami hanya sebentar di pantai terpencil tersebut, kami melanjutkan ke pantai disebelah pantai barakuda, pantai dengan pohon kelapa yang melambai-lambai syahdu. Eh sebelumnya kami membeli es potong goreng yang enak banget, harganya Cuma Rp 3000,- loh, serasa balik ke masa kanak-kanak.
                Hanya sebentar kami di pantai itu, bang Jay lalu mengajak kami ke pantai tanjung gelam untuk melihat sunset. Ga di Karimun kalau tiap senja ga lihat indahnya matahari tenggelam. Sebenarnya tanjung gelam juga ada spot snorkelingnya kata mba ratri, sepupu saya, namun untuk trip laut kami mengambil hari ketiga. Kami memutuskan hanya menikmati sunset dan berfoto di pohon kelapa yang hitz banget. Sayang, semua kamera baterainya telah habis haha. Hari kedua kami berakhir ditutup kembali dengan keindahan sunset pantai Tanjung Gelam!

                See you on karimun jawa chapter II in days 3. Happy vacation!

Gunung Batur, Tiktok Satu Hari Saat Kuningan

Perjalanan ini sungguh perjalanan tak direncanakan. Pumpung libur dari internship, aku mengajak beberapa temanku di Bali untuk mendaki gunu...