Berawal dari rasa ingin tahu tanah lombok yang hanya 6 jam perjalanan laut dari pelabuhan padang bai menuju pelabuhan lembar Lombok, dua perempuan ini nekat menyeberang selat Lombok. Ya! Itu aku dan teman baikku Siti. Waktu magangku di Bali selama tiga bulan telah selese, aku dan Siti memutuskan untuk merencanakan perjalanan dua hari dua malam Bali Lombok menggunakan motor kesayanganku, Rio. Saat itu kami hanya punya uang 300rb untuk dua hari perjalanan. Tempat-tempat wisata yang sekiranya mudah di jangkau dan non berbayar kami list dalam ingatan.
|
Jalan menuju Pantai Pink |
Tanggal 10 Desember, pagi aku berkemas menyiapkan barang yang akan aku bawa ke lombok. Sore hari, berbekal tas ransel berisi 4 baju dan 2 celana, aku menjemput Siti yang hari itu pulang kantor. Sebagai mahasiswa magang di perantauan tentu uang menjadi hal krusial dalam perjalanan. Sebelum berangkat, aku sudah melakukan riset tentang akomodasi, biaya bensin, makan dan tiket masuk agar uang 300rb/masing-masing tersebut cukup untuk kehidupan kami berdua di Lombok. Pukul 6 sore kami berangkat dari Renon denpasar menuju pelabuhan padang bai. Butuh sekitar 1,5-2 jam perjalanan untuk mencapai pintu barat Bali tersebut.
Sampai di pelabuhan padang bai, kami memutuskan untuk istirahat di sekitar pelabuhan. Karena baru pukul 9, seorang bapak polisi menyarankan kami untuk istirahat di Pos Penjaga dan berangkat tengah malam agar sampai di pelabuhan lembar tepat pagi hari. Sambil menunggu kami bersendau gurai dengan bapak-bapak yang berjaga di pelabuhan. Pukul 12 malam kapal kami pun datang. Karena sudah asik bercanda dan bertukar cerita, pak penjaga menitipkan kami ke awak kapal tanpa dikenakan biaya penyeberangan! Senang sekali rasanya kami bisa menghemat uang transport kapal! Biaya untuk menyeberangkan satu motor dan dua orang penumpang saat itu 125rb rupiah sekali jalan. Dalam hati kami bersyukur masih banyak orang baik yang membantu kami! Bangku penumpang saat itu penuh semua, kebaikan datang dari penjual minuman diatas kapal, kami diijinkan tidur di dalam stan minumannya. Pagi hari pukul 5 pagi kami sampai di pelabuhan lembar.
Untuk pertama kalinya, akhirnya aku menginjakan kaki ku di tanah nusa tenggara barat! Ku bawa Rio dan Siti menyusuri jalan raya setelah turun dari kapal. Tujuan kami saat itu adalah mencari pom bensin terdekat untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah sekitar 15 menit berjalan akhirnya kami menemukan pom bensin terdekat di daerah Lembar. Setelah beres-beres kami memutuskan untuk mengunjungi pantai pink. Karena terkagum dengan foto-foto yang ditampilkan di galeri internet pun waktu perjalanan dari tempat kami istirahat ke pantai pink hanya berkisar 2 jam. Bergegaslah kami meluncur. Ah iya, untuk mengganjal perut kami mampir makan di daerah Praya, makan rawon di pinggir jalan harganya sekitar 13-15rb! Ternyata google maps dan kenyataan kacau, teman! Kami sudah mengendarai motor lebih dari dua jam namun pantai pink tak jua sampai. Bahkan kami harus melewati hutan dan jalanan berbatu yang saat itu tidak ada rumah penduduk sama sekali!
|
Bukit di Pantai Pink
|
|
Kepanasan |
|
Pantai Pink Lombok |
Kami hanya berdua, perempuan dengan motor matic yang mungkin tiba-tiba bisa bocor atau kehabisan bensin di tengah jalan! Sepanjang perjalanan kami tidak ada hentinya istigfar karena sungguh jauh berbeda dengan yang ada di maps. Setelah hampir 3,5 jam perjalanan akhirnya sampai kami di pantai pink! Dan ternyata saat siang hari warna pinknya tidak begitu terlihat, agak kecewa tapi kami tetap senang karena bisa menikmati perjalanan yang berbeda dan menantan ditambah di kanan kiri sepanjang jalan banyak sekali monyet liar yang melihat kami. Setelah puas berfoto-foto dan bercengkerama dengan pedagang di pantai pink, perjalanan kami lanjutkan menuju pantai tanjung aan dan bukit merese. Pantai di selatan pulau lombok.
|
Selfie di pinggir jalan menuju Pantai Tanjung Aan |
Dari pantai pink ke pantai tanjung Aan dibutuhkan waktu 1,5 sampai 2 jam perjalanan. Namun, kali ini lebih menyenangkan karena kami lewat jalur selatan lombok dimana di kiri jalan sepanjang perjalanan adalah pantai dan di kanan jalan adalah bukit-bukit. Jalanan sepi sekali dan pemandangan sangat indaaaaah! Tapi tidak merekomendasikan kalian untuk lewat jalan ini ketika malam hari, banyak jambret kata warga sekitar! Pukul setengah tiga sore kami sampai di pantai tanjung Aan dan bukit merese! Kami menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam disana dan mulai melanjutkan perjalanan ke Desa Sade.
|
Bukit Merese |
Sepanjang perjalanan kami tidak hentinya mengucap syukur karena sangat amaze dengan pemandangan alam di Lombok! Perjalanan dari pantai tanjung Aan menuju Desa Sade sekitar 30 menit. Sangat jarang kami temui rumah di sepanjang perjalanan. Sampailah kami di Desa dengan kearifan lokal berupa kerajinan tenun dan rumah rumah penduduk yang terbuat dari kayu. Setelah parkir kami segera bergegas menuju ke pintu masuk Desa Sade. Tidak ada biaya retribusi untuk masuk ke Desa Sade, namun kita bisa menggunakan jasa pemandu untuk memandu kita mengelilingi desa. Karena hari sudah semakin sore, kami memutuskan untuk berkeliling sendiri tanpa memakai pemandu. Banyak kerajinan tenun lombok yang memanjakan mata dan membuat kami 'kalap' memborong untuk oleh-oleh teman dan keluarga di rumah. Harganya sangat terjangkau jadi tidak perlu risau kehabisan uang. Ada banyak hasil kerajinan seperti gelang tenun, gantungan kunci, kain dan manik-manik lainnya.
|
Kerajinan di Desa Sade |
Puas mengunjungi Desa Sade, kami langsung meluncur ke Mataram, pusat Kota Lombok. Perjalanan dari Desa Sade ke Kota Mataram lumayan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Nah untuk menghemat budget, aku dan Siti menginap satu malam di Rumah Singgah Lombok. Yups! Rumah singgah ini biasa digunakan para backpacker untuk singgah dan tidur ketika berada di Lombok. Sama sekali tidak dipungut biaya sepeserpun. Rumah ini dikelola oleh mamak dan bapak yang baik sekali. Oh iya kalau kalian ingin singgah disini bisa hubungi Mas Duta (0818542733). Usahakan dua hari sebelum kalian datang yah, biasanya cuma diminta foto KTP saja kok!
|
Di Rumah Singgah bersama Mamak |
Kebetulan ketika kami disana hanya ada satu rombongan mbak dan mas dari Jakarta. Jujur untuk hari kedua, aku dan Siti gak ada planning apapun karena capek banget dan besok harus langsung ke pelabuhan Lembar untuk pulang kembali ke Bali. Nah! Setelah ngobrol ngalor ngidul sama mbak dan mas nya kami memutuskan untuk ke Desa Sembalun keesokan harinya.
Perjalanan dari rumah singgah menuju desa sembalun adalah 2,5 jam yang berujung 3 jam lebih karena maps di google dan kenyataan memang berbeda jauh! Walaupun lama, kami sangat menikmati pemandang sepanjang perjalanan. Apalagi ketika mendekati Desa Sembalun, gunung rinjani terlihat sangat jelas dan indah sekali. Ingin rasanya melanjutkan mendaki ke gunung rinjani namun apalah daya sore hari itu kami harus pulang kembali ke Bali karena sahabatku Siti harus kembali bekerja.
|
Berhenti di Jalan menuju Desa Sembalun |
Di Desa sembalun kami pergi ke bukit Selong, salah satu bukit yang latar belakang pemandangannya adalah gunung rinjani. Bukit Selong sengaja kami pilih karena bukit pergangsingan masih jauh dan kami tidak punya cukup banyak waktu. Selain bukit selong kami juga mengunjungi rumah penduduk lokal yang sebagian besar beragama muslim untuk menumpang solat. Setelah puas berkeliling desa sembalun, kami pun kembali ke mataram untuk meneruskan perjalanan kembali ke pelabuhan lembar sore harinya.
|
Siti di Bukit Selong |
Pukul 6 sore kami sampe pelabuhan lembar dan segera mendapatkan kapal yang lebih bagus dr kapal yang membawa kami ke Lombok. Perjalanan 6 jam kami lewati dengan ngobrol dan bersenda gurau dengan penumpang kapal lainnya. Pukul 11 malam kami sampai di pelabuhan padang bai dan langsung gas menuju denpasar. Pukul 2 malam kami sudah bisa istirahat di kasur kos tercinta.
Berikut rincian budget perjalanan bali lombok 2 hari kami
- Kapal berangkat : gratis
- Kapal pulang : 125rb
- Bensin : 100rb
- Akomodasi : gratis (beli martabak utk bapak mamak: 25rb)
- Makan : 200rb
Total: 450rb/2pax
@225rb
Sisa 75rb untuk oleh-oleh