Aku bersyukur UGM memiliki
program pengabdian masyarakat, dan “mewajibkan” semua mahasiswanya untuk terjun
ke masyarakat dan mengimplementasikan ilmunya di masyarakat secara nyata.
Memang awalnya mengecewakan dan bikin aku gak pengen KKN, apalagi dengan tim
yang mungkin ga sesuara dengan kamu.
Tapi,
setelah kamu terjun di masyarakat dan berbaur dengan kehidupan mereke, kamu akan tau nikmatnya bersosialisasi dan
nikmatnya mengabdi.
Apalagi ketika kamu ditempatkan
di daerah yang menakjubkan, meskipun bukan daerah timur seperti mimpiku. Sabang
adalah tempat yang luar biasa mematri beragam kenangan di hatiku. Aku tidak
akan bisa melupakan sabang dan memori – memori dua bulan di sana. Apalagi di
Gampong yang bikin hati ini merindu setiap hari, Gampong Jaboi. Berjuta bintang
yang ku lihat tiap malam di Gampong ini adalah bintang – bintang yang aku rasa
paling indah yang pernah ku lihat.
|
Pantai Pasi dari atas ketinggian pict by Hamzah |
Tidak hanya alam Jaboi yang aku
rindu, masyarakat di Jaboi adalah masyarakat yang sangat ramah dan sangat
membantu keberadaan kami selama di sana. Mereka mengaggap kami keluarga dan
sudah seharusnya kami menganggap mereka keluarga juga. Nyatanya memang mereka
adalah keluarga kedua bagiku.
That’s
the point of traveling that you can’t imagine. Travel teach you that someone in
somewhere may be your family, may be your memory, even though you just
temporary with them.
Ayah dan Bundaku di Jaboi sana,
tidak ada kata yang indah selain, Flora rindu kalian, rindu dimasakin Bunda
Hatta kerang dan udang goreng yang enak banget, miso buatan bunda juga enak dan
bikin ketagihan. Rindu juga sama Ayah Hatta, tiap malam kalau aku main ke rumah
pasti banyak advice dari ayah yang benar-benar ngena di hati.
Apalagi anak – anak bunda, Dessy, Askal dan Saskia, lucu dan sudah aku anggap
adik-adikku sendiri.
Dessy yang setiap aku datang
pasti bilang “Kak Flo, ayo mau ngemie ga,” dengan nada suaranya yang khas.
Askal yang walaupun lebih suka Ndep sama Cae tapi tetap Kak Flo sayang. Saskia
my chocochips girls, you always steal my
heart!
|
Sama Dessy lon sayang |
Kalau aku tuliskan di sini,
rasanya tidak akan dapat mewakili apa yang aku rasakan tapi setidaknya
pengingatku untuk tetap bersyukur bahwa aku memiliki mereka.
Begitu pula ayah pondokanku, Bang
Yusra dan Kak Tia, maafkan Flora yang jarang dirumah dan malah sering keluyuran
dan pulang malam. Tau sendiri, anakmu ini tidak bisa kalau hanya dirumah saja.
Terima kasih sudah menampung kami para monster penghabis makanan di rumah
kalian, makanan wakbi emang enak banget apalagi kalau Kak Tia lagi libur dan
bikin kue, ah rindu!
Rindu juga godain Sulthan kecil
yang pinter banget dan hobi minum obat, Salman yang
always nginthilin aku kemana-mana, Salman apa kabar? Sehat – sehat
ya. Belum lagi Fira yang selalu gangguin aku nelpon Nuha, yang hobinya ngajakin
kak Flo jalan – jalan lihat Jaboi. Kapan kamu ke Jogja Fira? Kak Flo rindu ni.
|
Bang Yusra dan Keluarga |
|
Fira lon sayang, kesayangan kak Flo |
Banyak banget, bahkan mungkin
hampir semua orang Jaboi itu bikin rindu. Apalagi pemuda – pemuda di Jaboi.
Mereka lucu, kocak dan ga ada habisnya bikin ketawa. Hobinya nongkrong di Pasi
(Warung Kopi dekat pantai Pasi), main game
ludo sama mini militia. Paling
seneng kalau aku sama kabayan ajakin mereka jalan – jalan buat eksplore Sabang.
Rijal, adikku yang nyebelin dan
suka ngatain pendek. Dasar anak sekolah, lulus dulu baru ngejekin aku yaa. Kamu
gak ngerti betapa berjasanya dirimu telah mengantarku dan Kabayan kemana –
mana, begitupula
partnermu Bang Robot
yang mukanya kaya Tengku Wisnu, lanjutkan bikin video – videonya ya bang. Aku
tahu kamu berbakat, sukses kerjanya dan cepat nikah, yang akur sama abang-abang
dan adik kau.
|
dari kiri : flora, lintang, cae, rijal bang bot, boma, tika |
|
selesai acara penanaman mangrove |
Aku tidak bisa menyebutkan
satu-satu betapa mengenangnya kalian. Bang Pojan, abang aku yang cuek dan sok
ganteng, kerja lah bang katanya mau kaya, nyusul Flora ke Jogja, sukses sama
kafenya yang di Aceh ya bang. Bang Maput juga yang rajin kerjanya, yang akur
sama Rijal.
Abang aku yang paling lucu ya
bang dayat, tetap lucu ya bang, titip Reka ya bang, dia adikku yang paling baik
juga. Bang Adun juga, mau dong dibikinin kopi lagi sama bang Adun. Rinduuuu
bang Adun!
Banyaaaak banget warga Jaboi yang
ga bakal aku lupa, selama dua bulan ini banyak memberiku pelajaran dan
kenangan-kenangan yang ga terlupakan! Ayah Madi dan bang Yafidz, ciye kolam air
panasnya lagi diperbaiki, semoga semakin ramai ya bang! Tetap belajar bahasa
inggrisnya, aku senang banget bisa berbagi ilmu dengan kalian!
Bang Marwan, Bang Isa, Ayah Amin,
Ayah Mahdi dan Mamak, Bang Juki, Bang Mudi dan Kak Eli, Mamak Cut Intan!
How I miss you, Mak!! Kangen bakpia nya
yang enak bangettt, sayang, aku gak bisa bawa ke Jogja
L. Bang Mudi dan Bu Maulida,
bakpia kalian juga enakkk banget, terima kasih uda ngajak Flora jalan-jalan ya.
Musamir, Farid Junior, Bang ki, Bang rizal, Bang alam.
|
pemuda pemudi Jaboi |
|
keluarg Jaboi |
Pak Muzakir, terbaiklah bapak,
aku gabisa lagi mengatakan betapa berjasanya bapak untuk masyarakat Jaboi. You
deserve kok pak buat Jaboi lagi. Memang banyak pandangan yang berbeda, tapi
bapak tetap panutan!
Jaboi tidak hanya memberi
kenangan, jaboi memberiku pelajaran berharga tentang kehidupan, tentang
bermasyarakat, tentang cinta, tentang kebebasan, tentang politik, tentang
berbagi dan tentang manusia.
KKN
menurutku adalah waktu yang tepat buat ngajarin kita, cara memanusiakan
manusia.
Dan bagiku, meskipun hanya dua
bulan, aku berharap apa yang kami berikan untuk Jaboi dapat dijaga dan
dilanjutkan. Aku percaya kalian bisa, kalian mampu, dan kalian berhak untuk
maju.
*Tulisan ini aku dedikasikan untuk warga Jaboi, khususnya orang-orang
yang pernah sangat dekat dan masih dekat denganku. Mungkin sekarang aku tidak
lagi disana, tapi percayalah suatu saat aku akan pulang.
Cheers,
Flora