Wednesday, March 25, 2020

Gunung Batur, Tiktok Satu Hari Saat Kuningan

Perjalanan ini sungguh perjalanan tak direncanakan. Pumpung libur dari internship, aku mengajak beberapa temanku di Bali untuk mendaki gunung batur. Gunung yang berada di Kintamani ini menarik perhatianku karena waktu pendakian yang bisa ditempuh dengan singkat sehingga tidak mengganggu jam kerja internshipku. Dan kebetulan salah satu temenku merupaka tour guide Gunung Batur. Dia adalah Komang! Check his instagram here @ikomangsparsa.
Setelah ajak sana sini akhirnya terkumpulah aku, Siti, Kiki, Mas Wiwid dan Komang! Yayy!  

Kami berangkat sabtu malam dan berniat mendaki minggu subuh. 
Sebelum berangkat, aku benar-benar tidak notice kalau hari itu adalah Kuningan. Dan karena Komang beragama hindu, kami bertanya apakah tidak apa-apa mendaki saat Kuningan? Dan dia bilang tidak masalah karena dia bisa sekalian pulang ke kampung nya di Kintamani.

Akhirnya berangkatlah kami ber empat, oh iya saat itu Siti tidak jadi bergabung bersama kami karena kondisi pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.
Kami berangkat pukul 9 malam dengan estimasi perjalanan Renon (Denpasar) ke Kintamani sekitar 2jam. Sebelum berangkat kami membeli beberapa logistik untuk bekal kami di Gunung.

Aku tak membayangkan perjalanan Denpasar-Kintamani sangat sepi sama sekali tidak ada kendaraan yang lewat. Ya, malam itu adalah malam kuningan.
Kami tiba di Kintamani sekitar pukul setengah 12 malam dan langsung menuju Black Lava Hostel. Hostel ini kami jadikan basecamp karena merupakan tempat Komang bekerja. Kami beristirahat dan bersiap untuk summit ke puncak pukul 2 pagi. Kami pun mulai berjalan menyusuri jalan setapak, sekitar 30 menit kami berjalan, kami menemukan sebuah pura dan Komang meminta izin untuk beribadah sebentar. 

Sepanjang perjalanan sangat gelap karena memang masih sangaat pagi buta. Butuh dua jam perjalanan hingga sampailah kami di pos pendakian. Disitu kami disambut teman Komang dan langsung di persilahkan untuk istirahat sambil menunggu sunrise. Suprisingly, Komang ternyata membawa ikan mujaer dan memasakannya untuk makan kami. 
Selama perjalanan ditemani doggy-doggy lucu


Matahari pun mulai menampakan sinarnya, pos kami berada di sisi timur Gunung Batur sehingga kami bisa leluasa melihat pemandangan matahari terbit, gunung agung dan danau kintamani yang sangat indah. Tentu saja sembari menikmati ikan mujaer yang di tumis oleh Komang. Setelah puas foto-foto sunrise kami melanjutkan mengitari Gunung Batur untuk menemukan puncak dan kembali turun melewati jalur barat. 
 
Perjalanan turun
Waktu turun kabut sudah mulai menyelimuti jalanan sekitar kami, membuat udara yang sejuk dan membuat rasa lelah kami hilang. Setelah sampai hostel kami pun berkemas dan melanjutkan untuk berendam di To ya de vasa dekat dengan hostel kami.

Biaya masuk saat itu masih Rp 50.000/orang dan sewa handuk Rp 10.000. 
Air panas di Toya De Vasa membuat relax otot otot kami setelah mendaki. Setelah puas berendam, kami pun pulang ke Denpasar dengan hati yang gembira.

Cheers,
Flora

Monday, March 16, 2020

Tips & Trick Traveling With Motorcycle (Woman Experience) In Indonesia

A few days ago, I have told ya that I went to Lombok with my friend by motorcycle! Some of you may curious or worry about that because it looks risky traveling by motorcycle in our country. Don't worry guys! Here I give u some tips on how you can survive when traveling with your beloved motorcycle:

◦ Firstly, you have to ensure that your body and mind are healthy enough and fit! Traveling with motorcycle closed with nature and windy atmosphere. You have to deal with it or you will get fever before you arrive at the destination.

◦ Check and ensure that your motorcycle in a good condition for a long journey. Check the machine, fuel, brake, tire and several spare parts inside your motorcycle. If you don't have any knowledge about that, go to the near garage and ask the expert. Don't go with a broke motorcycle or you will get trouble in the middle of your trip!

◦ Ah, don't forget to choose the right partner. They should be strong and thoughtful because you guys facing the unconditional route. Even you know the maps or the region. A good partner will make your journey more fantastic!

◦ Then double-check your equipment! Make sure you bring a simple carrier or bag! Remember that you are on the road not on the plane! Don't bring your suitcase lol!

◦ Arrange your journey like how many days you will on the road and how many days you will rest. It makes your time management easy.

◦ Bring some survival kit

◦ Be brave and still polite in everywhere! Because you don't know who you will meet on the way to your destination.

◦ Always charge your phone and maps when in the rest area. So if you lost you'll not panic! Or at least, you can ask the local people there.


Me and my friend

AA - DK - DR


Yups! Those are some tips on how I manage my travel by motorcycle! Do you guys have other tips and tricks?? Please comment below!

Cheers,
Flora

Dua Perempuan Naik Motor Bali-Lombok


Berawal dari rasa ingin tahu tanah lombok yang hanya 6 jam perjalanan laut dari pelabuhan padang bai menuju pelabuhan lembar Lombok, dua perempuan ini nekat menyeberang selat Lombok. Ya! Itu aku dan teman baikku Siti. Waktu magangku di Bali selama tiga bulan telah selese, aku dan Siti memutuskan untuk merencanakan perjalanan dua hari dua malam Bali Lombok menggunakan motor kesayanganku, Rio. Saat itu kami hanya punya uang 300rb untuk dua hari perjalanan. Tempat-tempat wisata yang sekiranya mudah di jangkau dan non berbayar kami list dalam ingatan. 
Jalan menuju Pantai Pink

Tanggal 10 Desember, pagi aku berkemas menyiapkan barang yang akan aku bawa ke lombok. Sore hari, berbekal tas ransel berisi 4 baju dan 2 celana, aku menjemput Siti yang hari itu pulang kantor. Sebagai mahasiswa magang di perantauan tentu uang menjadi hal krusial dalam perjalanan. Sebelum berangkat, aku sudah melakukan riset tentang akomodasi, biaya bensin, makan dan tiket masuk agar uang 300rb/masing-masing tersebut cukup untuk kehidupan kami berdua di Lombok. Pukul 6 sore kami berangkat dari Renon denpasar menuju pelabuhan padang bai. Butuh sekitar 1,5-2 jam perjalanan untuk mencapai pintu barat Bali tersebut. 

Sampai di pelabuhan padang bai, kami memutuskan untuk istirahat di sekitar pelabuhan. Karena baru pukul 9, seorang bapak polisi menyarankan kami untuk istirahat di Pos Penjaga dan berangkat tengah malam agar sampai di pelabuhan lembar tepat pagi hari. Sambil menunggu kami bersendau gurai dengan bapak-bapak yang berjaga di pelabuhan. Pukul 12 malam kapal kami pun datang. Karena sudah asik bercanda dan bertukar cerita, pak penjaga menitipkan kami ke awak kapal tanpa dikenakan biaya penyeberangan! Senang sekali rasanya kami bisa menghemat uang transport kapal! Biaya untuk menyeberangkan satu motor dan dua orang penumpang saat itu 125rb rupiah sekali jalan. Dalam hati kami bersyukur masih banyak orang baik yang membantu kami! Bangku penumpang saat itu penuh semua, kebaikan datang dari penjual minuman diatas kapal, kami diijinkan tidur di dalam stan minumannya. Pagi hari pukul 5 pagi kami sampai di pelabuhan lembar.

Untuk pertama kalinya, akhirnya aku menginjakan kaki ku di tanah nusa tenggara barat! Ku bawa Rio dan Siti menyusuri jalan raya setelah turun dari kapal. Tujuan kami saat itu adalah mencari pom bensin terdekat untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah sekitar 15 menit berjalan akhirnya kami menemukan pom bensin terdekat di daerah Lembar. Setelah beres-beres kami memutuskan untuk mengunjungi pantai pink. Karena terkagum dengan foto-foto yang ditampilkan di galeri internet pun waktu perjalanan dari tempat kami istirahat ke pantai pink hanya berkisar 2 jam. Bergegaslah kami meluncur. Ah iya, untuk mengganjal perut kami mampir makan di daerah Praya, makan rawon di pinggir jalan harganya sekitar 13-15rb!  Ternyata google maps dan kenyataan kacau, teman! Kami sudah mengendarai motor lebih dari dua jam namun pantai pink tak jua sampai. Bahkan kami harus melewati hutan dan jalanan berbatu yang saat itu tidak ada rumah penduduk sama sekali!

Bukit di Pantai Pink

Kepanasan

Pantai Pink Lombok

Kami hanya berdua, perempuan dengan motor matic yang mungkin tiba-tiba bisa bocor atau kehabisan bensin di tengah jalan! Sepanjang perjalanan kami tidak ada hentinya istigfar karena sungguh jauh berbeda dengan yang ada di maps. Setelah hampir 3,5 jam perjalanan akhirnya sampai kami di pantai pink! Dan ternyata saat siang hari warna pinknya tidak begitu terlihat, agak kecewa tapi kami tetap senang karena bisa menikmati perjalanan yang berbeda dan menantan ditambah di kanan kiri sepanjang jalan banyak sekali monyet liar yang melihat kami. Setelah puas berfoto-foto dan bercengkerama dengan pedagang di pantai pink, perjalanan kami lanjutkan menuju pantai tanjung aan dan bukit merese. Pantai di selatan pulau lombok. 
Selfie di pinggir jalan menuju Pantai Tanjung Aan


Dari pantai pink ke pantai tanjung Aan dibutuhkan waktu 1,5 sampai 2 jam perjalanan. Namun, kali ini lebih menyenangkan karena kami lewat jalur selatan lombok dimana di kiri jalan sepanjang perjalanan adalah pantai dan di kanan jalan adalah bukit-bukit. Jalanan sepi sekali dan pemandangan sangat indaaaaah! Tapi tidak merekomendasikan kalian untuk lewat jalan ini ketika malam hari, banyak jambret kata warga sekitar! Pukul setengah tiga sore kami sampai di pantai tanjung Aan dan bukit merese! Kami menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam disana dan mulai melanjutkan perjalanan ke Desa Sade.
Bukit Merese

Sepanjang perjalanan kami tidak hentinya mengucap syukur karena sangat amaze dengan pemandangan alam di Lombok! Perjalanan dari pantai tanjung Aan menuju Desa Sade sekitar 30 menit. Sangat jarang kami temui rumah di sepanjang perjalanan. Sampailah kami di Desa dengan kearifan lokal berupa kerajinan tenun dan rumah rumah penduduk yang terbuat dari kayu. Setelah parkir kami segera bergegas menuju ke pintu masuk Desa Sade. Tidak ada biaya retribusi untuk masuk ke Desa Sade, namun kita bisa menggunakan jasa pemandu untuk memandu kita mengelilingi desa. Karena hari sudah semakin sore, kami memutuskan untuk berkeliling sendiri tanpa memakai pemandu. Banyak kerajinan tenun lombok yang memanjakan mata dan membuat kami 'kalap' memborong untuk oleh-oleh teman dan keluarga di rumah. Harganya sangat terjangkau jadi tidak perlu risau kehabisan uang. Ada banyak hasil kerajinan seperti gelang tenun, gantungan kunci, kain dan manik-manik lainnya. 
Kerajinan di Desa Sade

Puas mengunjungi Desa Sade, kami langsung meluncur ke Mataram, pusat Kota Lombok. Perjalanan dari Desa Sade ke Kota Mataram lumayan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Nah untuk menghemat budget, aku dan Siti menginap satu malam di Rumah Singgah Lombok. Yups! Rumah singgah ini biasa digunakan para backpacker untuk singgah dan tidur ketika berada di Lombok. Sama sekali tidak dipungut biaya sepeserpun. Rumah ini dikelola oleh mamak dan bapak yang baik sekali. Oh iya kalau kalian ingin singgah disini bisa hubungi Mas Duta (0818542733). Usahakan dua hari sebelum kalian datang yah, biasanya cuma diminta foto KTP saja kok! 
Di Rumah Singgah bersama Mamak

Kebetulan ketika kami disana hanya ada satu rombongan mbak dan mas dari Jakarta. Jujur untuk hari kedua, aku dan Siti gak ada planning apapun karena capek banget dan besok harus langsung ke pelabuhan Lembar untuk pulang kembali ke Bali. Nah! Setelah ngobrol ngalor ngidul sama mbak dan mas nya kami memutuskan untuk ke Desa Sembalun keesokan harinya.

Perjalanan dari rumah singgah menuju desa sembalun adalah 2,5 jam yang berujung 3 jam lebih karena maps di google dan kenyataan memang berbeda jauh! Walaupun lama, kami sangat menikmati pemandang sepanjang perjalanan. Apalagi ketika mendekati Desa Sembalun, gunung rinjani terlihat sangat jelas dan indah sekali. Ingin rasanya melanjutkan mendaki ke gunung rinjani namun apalah daya sore hari itu kami harus pulang kembali ke Bali karena sahabatku Siti harus kembali bekerja. 

Berhenti di Jalan menuju Desa Sembalun

Di Desa sembalun kami pergi ke bukit Selong, salah satu bukit yang latar belakang pemandangannya adalah gunung rinjani. Bukit Selong sengaja kami pilih karena bukit pergangsingan masih jauh dan kami tidak punya cukup banyak waktu. Selain bukit selong kami juga mengunjungi rumah penduduk lokal yang sebagian besar beragama muslim untuk menumpang solat. Setelah puas berkeliling desa sembalun, kami pun kembali ke mataram untuk meneruskan perjalanan kembali ke pelabuhan lembar sore harinya. 
Siti di Bukit Selong


Pukul 6 sore kami sampe pelabuhan lembar dan segera mendapatkan kapal yang lebih bagus dr kapal yang membawa kami ke Lombok. Perjalanan 6 jam kami lewati dengan ngobrol dan bersenda gurau dengan penumpang kapal lainnya. Pukul 11 malam kami sampai di pelabuhan padang bai dan langsung gas menuju denpasar. Pukul 2 malam kami sudah bisa istirahat di kasur kos tercinta.

Berikut rincian budget perjalanan bali lombok 2 hari kami
- Kapal berangkat : gratis
- Kapal pulang : 125rb
- Bensin : 100rb
- Akomodasi : gratis (beli martabak utk bapak mamak: 25rb)
- Makan : 200rb
Total: 450rb/2pax 
@225rb

Sisa 75rb untuk oleh-oleh

Tuesday, October 24, 2017

Pulau Sabang Surga Tersembunyi di Batas Barat Indonesia

Menjelajah Indonesia belum lengkap kalau belum menapakan kaki di pulau terbarat Indonesia. Pulau yang pernah menjadi pelabuhan transit dunia ini merupakan pulau paling barat dan cantik yang akan membuat hatimu tidak akan mampu berpaling lagi darinya. Pulau itu tidak lain adalah pulau paling santai di Provinsi Aceh, Pulau Sabang. Keindahan demi keindahan berbaur satu menjadi harmoni yang memanjakan mata dan hati. Mulai dari menawannya surga bahari sampai menantangnya mendaki gunung berapi menjadikan Sabang paket komplit destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan.

Pulau Banda dari Ketinggian (Dokumentasi Pribadi)

Pulau yang terdiri dari dua kecamatan di Kota Sabang yaitu Sukakarya dan Sukajaya memiliki keunikan tersendiri dalam memanjakan mata wisatawan yang datang ke Sabang.

Pertama kali saya menjejakan kaki di Sabang adalah di Pelabuhan Balohan yang terletak di Kecamatan Sukajaya. Nah! Petualangan saya dimulai dari pelabuhan Balohan, menuju kearah utara. Eits … Tunggu!

Apa yang ada di pikiran kalian pertama kali ketika mendengar kata Sabang? Titik Nol Kilometer Indonesia? Pulau Rubiah dengan keindahan pantainya? Atau surga bahari yang tersembunyi?

Sabang punya lebih dari itu, mari kita mulai dari sisi utara pulau Sabang.

Bukit Balohan – Pantai Anoi Itam – Benteng Bunker Jepang
Balohan tidak hanya punya pelabuhan yang ramai dan pusat belanja masyarakat lokal. Agak naik ke sisi utara, terdapat jalan berkelok-kelok menuju Pantai Anoi Hitam. Saya paling suka mampir di ujung jalan kelokan sembari melihat aktivitas pelabuhan Balohan. View laut dengan bukit menjadi harmoni panorama yang enak dilihat.

Jalan Menuju Pelabuhan Balohan (Doc by Hamzah Fatoni)
View Teluk Balohan

View Teluk Balohan dari Tikungan (Doc Pribadi)


Pantai Anoi Itam yang berarti pantai pasir hitam berada di pinggir jalan daerah Ujung Kareung. Dekat dengan Benteng peninggalan Jepang. Benteng ini agak tersembunyi jadi pelan-pelanlah mengikuti pinggir jalan berpantai, kemudian berbeloklah ke arah timur, parkir kendaraan dan ikuti anak tangga yang akan membawa ke benteng sekaligus sisi utara pantai Anoi Itam. Pantai ini cocok sekali dinikmati ketika matahari terbit.

Pantai Anoi Itam (Doc Pribadi)


Pantai Sumur Tiga – Pantai Kasih – Kota Sabang
                           Melalui jalur timur menuju ke utara, paling enak menikmati pantai sumur tiga dengan pasirnya yang halus. Keunikan lain di pantai ini adalah terdapat sebuah sumur air tawar tepat di pinggir pantainya. Itulah mengapa disebut pantai sumur tiga. Air tawar di sumur ini segar sekali, cocok untuk membilas badan setelah bermain air di pantai. Pantai sumur tiga juga bisa dijadikan spot snorkeling loh!

Pantai Sumur Tiga (Doc Pribadi)

                           Lanjut ke pantai kasih yang jaraknya hanya 10 menit dari pantai sumur tiga. Pantai kasih berada di Kecamatan Sukakarya dan hanya 5 menit menuju pusat Kota Sabang. Pantai Kasih ini masih sepi dan indah dengan pasir putihnya yang lembut.

Pantai Kasih

                           Karena hanya berjarak beberapa menit, mampirlah ke pusat Kota Sabang. Segala aktivitas pendidikan, pemerintahan dan perdagangan ada di Kota Sabang. Terdapat bekas pelabuhan besar yang dahulu (kata penduduk lokal) adalah bekas pelabuhan transit dunia. Segala barang dari luar negri dulunya bebas masuk ke Sabang. Saya percaya karena sepanjang perjalanan dari Balohan menuju Kota, di pinggir jalan kadang terdapat lahan penuh dengan mobil-mobil bekas yang mahal pada jamannya. Bukti kejayaan sabang sebagai pelabuhan transit yang berjaya pada masanya. Kejayaan pelabuhan Sabang ini pun tidak sepenuhnya mati, sampai sekarang masih ada kapal-kapal wisata (cruiseship) yang berlabuh di Sabang untuk menikmati keindahan bahari Sabang. Adanya event besar seperti sail sabang 2017 juga membuat sabang semakin dikenal oleh dunia. Acara-acara seperti sail sabang 2017 dan lainnya bisa lah dicek-cek di laman resmi Aceh Tourism untuk update info mengenai sail di seluruh Indonesia.

                           Oh iya, kalau ingin membeli oleh-oleh khas Sabang, belilah di Pasar Sabang. Harga di sini lebih murah daripada membeli di destinasi wisata! Happy shopping!

Pulau Klah
                           Menyusuri jejak bahari Sabang melalui jalur utara, harus mampir ke Pulau Klah. Pulau Klah terletak di Gampong Krueng Raya kecamatan Sukakarya. Untuk menyebrang pulau Klah harus menggunakan kapal kecil yang bisa disewa. Atau sekedar menikmati sore berlatar pemandangan matahari tenggelam di pantai Krueng Raya juga menyenangkan.
senja di sisi pantai Krueng (doc pribadi)

Senja di pantai Krueng Raya (Diseberang adalah pulau Klah)




Pantai Iboih – Pulau Rubiah – Titik 0 KM
                           Surga bahari tersembunyi yang ada di Sabang sesungguhnya berada di Pulau Rubiah. Nah! Sebelum ke pulau Rubiah, menikmati pantai Iboih adalah pilihan yang tepat. Daaaan, saya bisa memesan paket snorkeling atau diving di agen-agen sepanjang pantai Iboih. Karena saya belum memiliki diving license, jadi saya memutuskan untuk mencoba snorkeling di Pulau Rubiah. Dengan harga Rp 35.000 – Rp 50.000 saya sudah bisa menikmati indahnya ikan-ikan yang berenang disekitar pulau Rubiah. Tapi, kalau kamu belum punya lisensi menyelam dan snagat ingin menyelam, agen-agen di  Pantai Iboih juga menyediakan paket diving untuk pemula. Berkisar Rp 500.000 – Rp 700.000 (tergantung harga agen) kamu sudah bisa merasakan menggunakan alat diving dan menyelam melihat karang dan ikan-ikan lucu di Pulau Rubiah.
Pemandangan dari pantai Iboih (Doc Pribadi)

Pulau Rubiah 

                           Berdasarkan hasil obrolan dengan salah seorang agen, bang Nazar, spot diving di Sabang sebenarnya tersebar dibeberapa titik dan tidak hanya di pulau Rubiah saja. Spot itu khusus untuk diver yang sudah professional.
Bang Yusra bersnorkeling ria (Doc Pribadi) loc: batee tamon jaboi
Menjelajah Sabang tidak lengkap jika tidak mengunjungi landmark Sabang, titik 0 KM Indonesia. Setelah menikmati keindahan laut di Pulau Rubiah, menunggu sunset di Titik 0 KM adalah pilihan terbaik. Jika tidak mendung, sunset  di 0 KM indah sekali. Selain itu, foto di tugu atau sign 0 Km is mandatory!


titik 0 KM



Goa Sarang – Pantai Pasir Putih
Menantangnya menjelajah laut sabang tidak hanya bisa dinikmati di laut saja. Ada beberapa spot trekking di Sabang. Salah satunya adalah Goa Sarang. Goa ini berada di pinggir pantai, dan untuk menuju ke goa ini harus trekking di tepian pantai yang berbatu. Butuh tenaga ekstra untuk menuju goa sarang. Goanya hanya kecil tapi pemandangan pantainya menakjubkan. Deburan ombak yang menerjang tebing menajdi pemandangan yang menawan. Selain itu, terdapat satu tebing batu yang bisa didaki. Biasanya digunakan untuk menikmati sunset. Cobalah mendaki! Jangan sampai melewatkan kesempatan yang ada! Oh iya, untuk menuju pantai ini membutuhkan usaha dalam menuruni anak tangga yang lumayan melelahkan dari tempat parkir menuju pantai!

Pemandangan dari atas pantai Goa Sarang (doc Pribadi)

Spot trekking menuju goa sarang (Doc Pribadi)

Agak turun menuju ke selatan, pantai yang indah yang harus di datangi adalah pantai pasir putih di Keneukai. Eitts … jalan dari goa sarang menuju pasir putih such an amazing road! Jalannya bagus dan melewati bibir laut dan sisi-sisi tebing. Jujur saja, jalan-jalan di Sabang semuanya sudah bagus dan halus, mulai dari pelosok sampai ke jalan bypass menuju kota. Sepi dan lancar, idaman sekali. Nah! Untuk sampai pasir putih dari goa sarang sekitar 20 menitan dan begitu pula dari Balohan.
Pantai Pasir Putih

Pantai pasir putih memang sesuai namanya, sepanjang pantai, pasirnya putih dan lembut. Enak sekali untuk bersantai dan menunggu matahari tenggelam. Yaah, meskipun matahari tidak sepenuh bulat kelihatan, tapi lembayung senja di tepi pantai sangat sayang untuk dilewatkan.

Gunung Api Jaboi – Pemandian Air Panas
Spot trekking selain goa sarang adalah gunung api Jaboi. Walaupun namanya gunung, saya hanya membutuhkan waktu 30-45 menit untuk menuju puncaknya. Gunung api Jaboi terdiri dari 4 kawah yang aktif. Kawah-kawah tersebut masih mengeluarkan asap dan belerang. Jarak dari basecamp menuju kawah satu sekitar 5 10 menit trekking, jarak kawah satu ke kawah dua sekitar 10 menit begitu pula jarak kawah dua ke tiga dan jarak kawah tiga ke kawah empat. Terdapat berbagai macam jenis flora sepanjang trekking dari kawah dua ke kawah empat. Sampai di kawah empat, saya bisa melihat laut timur pulau sabang  yang indah.

gunung berapi Jaboi Kawah 4 

Sehabis mendaki gunung api, merileksasikan kaki dan badan di pemandian air panas merupakan pilihan yang tepat. Hanya berjarak 5 menit menggunakan kendaraan dari basecamp gunung api, pemandian air panas Jaboi siap memanjakan kaki-kaki lelah saya. Air panas kolam ini berasal dari gunung api itu sendiri, dialirkan oleh warga dan dimanfaatkan sebagai kolam pemandian. Bahkan, air kolam tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Setiap sore kolam ini selalu penuh dengan pemuda lokal yang berendam setelah bermain bola.
Menangkap Ikan besar di pantai taman pasi Jaboi


Nah! Itulah beberapa daya tarik wisata Sabang, selain surga bawah airnya, ada beberapa wisata darat yang cukup menarik untuk didatangi. Kunjungi website resmi Dinas Pariwisata dan Budaya Aceh  untuk melihat wisata – wisata menarik di Sabang. Anyway …
Beberapa opsi untuk menikmati Sabang


  • Penyeberangan kapal ke Sabang bisa menggunakan dua cara, yang pertama menggunakan kapal lambat dan kedua kapal cepat.
  • Bisa juga melalui jalur udara yaitu melalui bandara maimun saleh
  • Nah, setelah menyebrang dan tiba di Pelabuhan Balohan,terdapat beberapa ojek atau penyewaan motor.
  • Di Sabang ada bus sekolah gratis mulai dari beberapa gampong seperti balohan, jaboi, keneukai, iboih dll menuju ke kota, kamu bisa menumpang bus tersebut juga loh.
  • Terdapat ojek keliling kota.
  • Nongkrong di warung kopi adalah pilihan terbaik untuk menikmati malam. Beberapa warkop sabang yang recommended: De Sagoe (kota sabang), Aci Rasa (kota sabang), pantai pasi (gampong Jaboi)
  • Ada mie enak yang jadi idola masyarakat sabang, namanya mie sedap. Letaknya di jalan perdagangan no. 29B. lebih baik datang awal, agak malam sedikit mienya sudah habis. Senin tutup.
  • Teh hijau tarik di Sabang terkenal enak!
  • Cobalah martabak sabang dan sate gurita di deretan pantai paradiso.
  • Pom bensin di Sabang Cuma ada dua di jalan balohan ke kota
  • Sekali-kali ikutilah proses adat pernikahan di Sabang
  • Jajanan enak di sabang adalah timpan!! 

     Sudah tahukan apa saja yang ada di Sabang? Menarik bukan? Nah, tahun ini Sail Indonesia mengadakan event tahunannya yang ke 9 di Sabang. Yuhuu! Sail Sabang 2017 akan berlangsung di Sabang mulai tanggal 28 November 2017 - 5 Desember 2017 Info mengenai Sail Sabang dapat dilihat di Sail Sabang 2017! by the way .. adanya sail sabang ini akan membuat Pulau Sabang lebih dikenal di dunia. Ratusan Yacht dari berbagai negara akan berhenti dan menikmati keindahan – keindahan pulau Sabang. Penasaran kan apa aja sih kegiatan sail sabang 2017 di Sabang? Langsung saja lihat rundown dan kegiatanya di Sail Sabang 2017.

Cheers,
Flora





Monday, September 25, 2017

Berwisata ke Jaboi, Sabang

Akhirnya, kaki ini berhasil menginjakan kaki di tanah terujung Indonesia. Dimana lagi kalau bukan Pulau Sabang. Pulau yang katanya Santai Banget, dan memang benar-benar santai banget. Enak banget buat jalan, apalagi jalan rame – rame keliling Sabang. Eh, ngomongin soal Sabang ga lengkap kalau ke Sabang ga ke Gampong Jaboi. Gampong Jaboi? Dimana tuh?

Jadi, Gampong Jaboi terletak di Kecamatan Sukajaya Kota Sabang. Dari pelabuhan Balohan hanya berjarak 7 km kearah selatan dan hanya butuh sekitar 15 menit naik kendaraan bermotor. Ada apa sih di Jaboi? Banyak banget hal yang bisa kamu lakuin di Gampong dengan manusia-manusia penghuninya yang ramah.

Ada beberapa spot wisata menarik yang bisa kamu kunjungi di Jaboi

·         Pemandian Air Panas
Badan pegal-pegal pasti enaknya berendam di air panas. Nah, di Jaboi ini terdapat sebuah kolam pemandian air panas yang asik banget. Di pemandian ini terdapat beberapa kolam, ada kolam untuk anak-anak dan ada kolam untuk orang dewasa. Di kolam ini pun tingat kepanasan air berbeda-beda. Ada yang panas banget ada yang hangat. Air panas itu berasal dari sumber mata air yang berasal dari gunung api di Jaboi.

pemandian air panas Jaboi
zhian dan lintang menikmati sore di pemandian air panas

Banyak manfaat yang dapat dirasakan ketika berendam di kolam ini. Menghilangkan pegal-pegal di badan, menyembuhkan penyakit kulit dan bahkan ada kabar bisa menyembuhkan penyakit stroke. Selain berendam, terdapat kafe yang menyediakan berbagai minuman ringan dan jajanan. Penjaga kafe disana merangkap sebagai penjaga kolam. Orangnya baik banget dan atraktif terhadap wisatawan yang datang. Kalua sempat berkunjung ke pemandian air panas, kamu akan beruntung bertemu dengan Ayah Mahdi dan Bang Yafidz. Sayangnya, pemandian air panas sedang direnovasi selama tiga bulan, dan akan kembali dioperasikan akhir tahun 2017 ini.

·         Pantai Batee Tamon
Ke Pulau gak lengkap kalau gak ke pantai. Di Jaboi, ada satu pantai menarik yang punya kekayaan bahari yang menawan. Pantai mana lagi kalau bukan Pantai Batee Tamon. Terletak di sebelah timur Gampong Jaboi, pantai ini bisa ditempuh dengan naik kendaraan bermotor, tapi hati-hati, jalan menuju pantai ini sangat curam. Setelah sampai di Batee Tamon atau pantai batu bertumpuk ini kamu bisa langsung nyemplung  dan menikmati indahnya terumbu karang dan ikan-ikan lucu. Ada ikan badut dan anemonnya juga loh. Kalau mau snorkeling bisa hubungi Bang Yusra di nomor ini atau bisa juga langsung datang ketemu pemuda local disana. Selain bisa snorkeling, biasanya ditepi pantai sering digunakan untuk bakar-bakar ikan hasil memancing bersama.
Salman bersnorkeling ceria di Batee Tamon

Ada ban dan pelampung juga


·         Gunung Api Jaboi
Wisata paling identic di Jaboi tentu saja Gunung Api Jaboi. Gunungnya ga tinggi-tinggi banget. Hanya butuh waktu 30menit untuk sampai ke kawah paling atas. Gunung Api Jaboi ini terdiri dari 4 kawah utama. Kawah pertama hanya perlu berjalan sekitar 10 menit dari pos pendakian. Kemudian kawah kedua juga hanya berjalan sekitar 10 – 15 menit. Untuk menuju kawah ketika dibutuhkan waktu yang sama pula. Untuk menuju kawah keempat membutuhkan waktu skitar 5 menit dari kawah ketika atau melalui jalur alternative dari kawah kedua sekitar 10- menit saja. Hati-hati ketika sudah berada di kawah keempat karena banyak batuan yang rapuh yang bisa mengakibatkan kamu jatuh ke lumpur panas. Dari atas ketinggian kamu bisa melihat lautan sabang dari kawah 4. Nah, untuk menuju kawah ini, kamu hanya perlu mengikuti jalan kea rah kenekeui dan berbelok kea rah kanan sesuai dengan petunjuk yang sudah disediakan. Bawa masker kalau kamu tidak kuat dengan bau belerang ya!

·         Pantai Taman Pasi
Kalau kamu mau nongkrong di tepi pantai sambal menikmati kopi khas Jaboi yang enak, kamu bisa mampir ke pantai taman pasi dan pesan kopi bikinan bang adun. Orang-orang menyebutnya kopi Pasi. Warung kopi ini buka dari pagi sampai malam sekali. Biasanya penduduk Jaboi mulai dari pemuda sampai tokoh masyaraknya ngopi disini. Selain ngopi, mereka juga berdiskusi mengenai banyak hal. Jadi, kalau kamu ingin menemui seseorang di Jaboi tapi gak tau rumahnya, datang saja ke Pasi dan ngopi disana!


·         Ujung Polair
Entah namanya ujung apa, tapi disini adalah bekas rumah polisi laut yang sudah ditinggalkan. Diujung ini terdapat mercusuar dan satu pohon besar yang aesthetic untuk spot berfoto. Waktu paling bagus ke ujung polair adalah pagi hari, karena sunrise muncul dengan indah, dan dapat dilihat dari atas mercusuar. Nongkrong sore-sore di bawah pohon juga asyik apalagi ditemani anak-anak kecil Jaboi yang lucu dan ramah sekali.

sunrise di ujung polair

·         Jaboi Point
Spot wisata baru di Jaboi tentu saja Jaboi Point. Tempat ini berada di atas bukit Jaboi. Berada di tengah hutan membuat spot ini agak sulit dijangkau. Tapi tenang saja! Para pemuda lokal Jaboi akan siap menemani kalian mendaki bukit dan melihat Jaboi dan ujung sabang dari atas ketinggian!
foto by Zhian
bersama pemuda dan pemudi Jaboi 


Jaboi adalah semangat, Jaboi punya hampir semua spot wisata yang menarik dan worth buat dikunjungi. Jadi, kalau kamu ke Sabang, jangan lupa mampir Jaboi ya !

Cheers,

Flora

Thursday, September 21, 2017

Mengabdi untuk Ujung Barat Indonesia

Aku bersyukur UGM memiliki program pengabdian masyarakat, dan “mewajibkan” semua mahasiswanya untuk terjun ke masyarakat dan mengimplementasikan ilmunya di masyarakat secara nyata. Memang awalnya mengecewakan dan bikin aku gak pengen KKN, apalagi dengan tim yang mungkin ga sesuara dengan kamu. 

                Tapi, setelah kamu terjun di masyarakat dan berbaur dengan kehidupan mereke,  kamu akan tau nikmatnya bersosialisasi dan nikmatnya mengabdi.

Apalagi ketika kamu ditempatkan di daerah yang menakjubkan, meskipun bukan daerah timur seperti mimpiku. Sabang adalah tempat yang luar biasa mematri beragam kenangan di hatiku. Aku tidak akan bisa melupakan sabang dan memori – memori dua bulan di sana. Apalagi di Gampong yang bikin hati ini merindu setiap hari, Gampong Jaboi. Berjuta bintang yang ku lihat tiap malam di Gampong ini adalah bintang – bintang yang aku rasa paling indah yang pernah ku lihat.

Pantai Pasi dari atas ketinggian
pict by Hamzah


Tidak hanya alam Jaboi yang aku rindu, masyarakat di Jaboi adalah masyarakat yang sangat ramah dan sangat membantu keberadaan kami selama di sana. Mereka mengaggap kami keluarga dan sudah seharusnya kami menganggap mereka keluarga juga. Nyatanya memang mereka adalah keluarga kedua bagiku.

                That’s the point of traveling that you can’t imagine. Travel teach you that someone in somewhere may be your family, may be your memory, even though you just temporary with them.

Ayah dan Bundaku di Jaboi sana, tidak ada kata yang indah selain, Flora rindu kalian, rindu dimasakin Bunda Hatta kerang dan udang goreng yang enak banget, miso buatan bunda juga enak dan bikin ketagihan. Rindu juga sama Ayah Hatta, tiap malam kalau aku main ke rumah pasti banyak advice  dari ayah yang benar-benar ngena di hati. Apalagi anak – anak bunda, Dessy, Askal dan Saskia, lucu dan sudah aku anggap adik-adikku sendiri.

Dessy yang setiap aku datang pasti bilang “Kak Flo, ayo mau ngemie ga,” dengan nada suaranya yang khas. Askal yang walaupun lebih suka Ndep sama Cae tapi tetap Kak Flo sayang. Saskia my chocochips girls, you always steal my heart!

Sama Dessy lon sayang

Kalau aku tuliskan di sini, rasanya tidak akan dapat mewakili apa yang aku rasakan tapi setidaknya pengingatku untuk tetap bersyukur bahwa aku memiliki mereka.

Begitu pula ayah pondokanku, Bang Yusra dan Kak Tia, maafkan Flora yang jarang dirumah dan malah sering keluyuran dan pulang malam. Tau sendiri, anakmu ini tidak bisa kalau hanya dirumah saja. Terima kasih sudah menampung kami para monster penghabis makanan di rumah kalian, makanan wakbi emang enak banget apalagi kalau Kak Tia lagi libur dan bikin kue, ah rindu!

Rindu juga godain Sulthan kecil yang pinter banget dan hobi minum obat, Salman yang always nginthilin aku kemana-mana, Salman apa kabar? Sehat – sehat ya. Belum lagi Fira yang selalu gangguin aku nelpon Nuha, yang hobinya ngajakin kak Flo jalan – jalan lihat Jaboi. Kapan kamu ke Jogja Fira? Kak Flo rindu ni.

Bang Yusra dan Keluarga

Fira lon sayang, kesayangan kak Flo

Banyak banget, bahkan mungkin hampir semua orang Jaboi itu bikin rindu. Apalagi pemuda – pemuda di Jaboi. Mereka lucu, kocak dan ga ada habisnya bikin ketawa. Hobinya nongkrong di Pasi (Warung Kopi dekat pantai Pasi), main game  ludo sama mini militia. Paling seneng kalau aku sama kabayan ajakin mereka jalan – jalan buat eksplore Sabang.

Rijal, adikku yang nyebelin dan suka ngatain pendek. Dasar anak sekolah, lulus dulu baru ngejekin aku yaa. Kamu gak ngerti betapa berjasanya dirimu telah mengantarku dan Kabayan kemana – mana, begitupula partnermu Bang Robot yang mukanya kaya Tengku Wisnu, lanjutkan bikin video – videonya ya bang. Aku tahu kamu berbakat, sukses kerjanya dan cepat nikah, yang akur sama abang-abang dan adik kau.

dari kiri : flora, lintang, cae, rijal bang bot, boma, tika

selesai acara penanaman mangrove

Aku tidak bisa menyebutkan satu-satu betapa mengenangnya kalian. Bang Pojan, abang aku yang cuek dan sok ganteng, kerja lah bang katanya mau kaya, nyusul Flora ke Jogja, sukses sama kafenya yang di Aceh ya bang. Bang Maput juga yang rajin kerjanya, yang akur sama Rijal.
Abang aku yang paling lucu ya bang dayat, tetap lucu ya bang, titip Reka ya bang, dia adikku yang paling baik juga. Bang Adun juga, mau dong dibikinin kopi lagi sama bang Adun. Rinduuuu bang Adun!

Banyaaaak banget warga Jaboi yang ga bakal aku lupa, selama dua bulan ini banyak memberiku pelajaran dan kenangan-kenangan yang ga terlupakan! Ayah Madi dan bang Yafidz, ciye kolam air panasnya lagi diperbaiki, semoga semakin ramai ya bang! Tetap belajar bahasa inggrisnya, aku senang banget bisa berbagi ilmu dengan kalian!

Bang Marwan, Bang Isa, Ayah Amin, Ayah Mahdi dan Mamak, Bang Juki, Bang Mudi dan Kak Eli, Mamak Cut Intan! How I miss you, Mak!! Kangen bakpia nya yang enak bangettt, sayang, aku gak bisa bawa ke Jogja L. Bang Mudi dan Bu Maulida, bakpia kalian juga enakkk banget, terima kasih uda ngajak Flora jalan-jalan ya. Musamir, Farid Junior, Bang ki, Bang rizal, Bang alam.

pemuda  pemudi Jaboi

keluarg Jaboi

Pak Muzakir, terbaiklah bapak, aku gabisa lagi mengatakan betapa berjasanya bapak untuk masyarakat Jaboi.  You deserve kok pak buat Jaboi lagi. Memang banyak pandangan yang berbeda, tapi bapak tetap panutan!

Jaboi tidak hanya memberi kenangan, jaboi memberiku pelajaran berharga tentang kehidupan, tentang bermasyarakat, tentang cinta, tentang kebebasan, tentang politik, tentang berbagi dan tentang manusia.

                KKN menurutku adalah waktu yang tepat buat ngajarin kita, cara memanusiakan manusia.

Dan bagiku, meskipun hanya dua bulan, aku berharap apa yang kami berikan untuk Jaboi dapat dijaga dan dilanjutkan. Aku percaya kalian bisa, kalian mampu, dan kalian berhak untuk maju.


*Tulisan ini aku dedikasikan untuk warga Jaboi, khususnya orang-orang yang pernah sangat dekat dan masih dekat denganku. Mungkin sekarang aku tidak lagi disana, tapi percayalah suatu saat aku akan pulang.

Cheers,

Flora

Gunung Batur, Tiktok Satu Hari Saat Kuningan

Perjalanan ini sungguh perjalanan tak direncanakan. Pumpung libur dari internship, aku mengajak beberapa temanku di Bali untuk mendaki gunu...