Thursday, November 10, 2016

Karimun Jawa, Surga Tersembunyi di Jawa

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki berjuta potensi wisata yang indah dan berbeda dari negara-negara lain. Apalagi potensi wisata alamnya, tidak ada duanya mulai dari ujung barat sampai timur. Makin banyak potensi-potensi wisata yang dikembangkan oleh masyarakat lokalnya menjadi daerah tujuan wisata. Tapi, banyaknya daerah wisata yang dibangun harus pula diiringi dengan pembangunan infrastruktur pendukung yang tepat dan sesuai.
Pembangunan pariwisata di Indonesia harusnya memenuhi teori 4A (Cooper,2005) yaitu aksesibiltas, atraksi, amenitas dan ancillary Teori 4A dalam pariwisata. Biasanya daerah-daerah tujuan wisata lemah dalam pengembangan amenitas atau fasilitas pendukungnya.
Nah, saya mengunjungi sepotong surga tersembunyi yang terlupakan beberapa bulan lalu. Pulau kecil di utara pulau Jawa, dengan penduduk mayoritas adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya di laut lepas. Untuk menuju pulau tersebut membutuhkan waktu hampir lima jam perjalanan laut dengan kapal siginjai dari pelabuhan kartini, Jepara. Ya! Pulau itu Karimun Jawa, Surga kecil yang tersembunyi.

Kapal Siginjai
Dokumentasi Pribadi


Pantai Pancuran
Dokumentasi Pribadi

Pantai Legoon Lele
Dokumentasi Pribadi

Senja di Karimun
Dokumentasi Pribadi

Empat hari tiga malam rasanya tak cukup puas menikmati indahnya pulau Karimun Jawa. Banyaknya pulau-pulau indah lain yang mengelilingi Pulau Karimun Jawa juga menjadi nilai tambah pariwisata di Kepulauan Karimun Jawa. Berbagai potensi wisata alam dikembangkan dan dipromosikan. Pantai-pantai yang tadinya masih suci dibuka untuk wisatawan. Bukit-bukit mulai ditelusuri dan dirombak menjadi spot melihat matahari terbenam maupun matahari terbit. Masyarakat mulai tak asing dengan pariwisata, masyarakat mulai tidak kaget dengan wisatawan yang tiba-tiba memasuki daerah mereka. 

Bukit Cinta
Dokumentasi Pribadi

Matahari terbenam di Bukit Cinta
Dokumentasi Pribadi

Tidak diragukan lagi Karimun Jawa memiliki pantai-pantai dengan pasir putih yang indah dan terumbu karang yang bagus dan tidak kalah dengan pantai di Indonesia timur. Menjadi salah satu dari surga tersembunyi Indonesia dalam bidang pariwisata membuat Karimun terus berbenah.(surga tersembunyi Karimun Jawa) Tidak hanya wisata lautnya yang menarik untuk dieksplor. Wisata Budaya dan wisata yang berada di pulau Karimun juga sangat bagus untuk dikunjungi. Saya sempat mengunjungi hutan mangrove di perbatasan Pulau Karimun Jawa dengan Pulau Kemujan. Tidak hanya itu, sebelum menuju pantai batu pengantin, saya melewati sebuah perkampungan penduduk bugis dengan rumah adat mereka yang berjajar rapi. Sungguh menakjubkan menemukan keunikan seperti itu di Pulau yang masih berada di wilayah Jawa. Sayang seribu sayang, akses jalan di Pulau Karimun Jawa masih kurang, karena ada sebagian jalan-jalan yang berlubang dan bahkan masih belum bersemen, atau hanya pasir saja. Padahal, banyak sekali atraksi wisata terutama pantai yang tersembunyi, dan sangat sulit untuk mencapai pantai-pantai tersembunyi tersebut.
Sebagai pulau yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Jawa, Karimun Jawa memang menjadi spot wisata favorit untuk melepaskan penat dan memiliki pengalaman baru. Masih dalam topik aksesibilitas, akses menuju Karimun Jawa ada tiga cara, yang pertama adalah menggunakan kapal siginjai dengan waktu tempuh selama lima jam perjalanan. Kemudian menggunakan kapal express dengan waktu hanya tiga jam perjalanan dan menggunakan pesawat kecil dari bandara Ahmad Yani di Semarang. Namun sayang, pengoperasian bandara di Pulau Karimun Jawa sendiri masih sangat kurang dan terbatas.

Menanam Mangrove
Dokumentasi Pribadi

Jalan di Hutan Mangrove
Dokumentasi Pribadi

Apabila akses yang ada sudah bisa dioptimalkan dengan baik, entah itu akses laut maupun udara, Karimun Jawa akan menjadi destinasi tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi, terutama untuk wisatawan mancanegara. Selain itu, ada al lain dalam pengembangan pariwisata di Karimun Jawa, sebagai suatu destinasi wisata bahari dengan kekayaan alam lautnya, masyarakat Karimun Jawa perlu mendapat sosialisasi maupun penyuluhan baik untuk nelayan maupun pemandu lokal. Tanpa sosisalisasi yang tepat, kekayaan alam laut akan mubazir dan tidak tahu bagaimana cara menjaganya. Karena terumbu karang membutuhkan waktu 1 tahun untuk tumbuh sekitar 1 cm dan butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk membentuk satu terumbu karang yang indah. Sayang bila terumbu-terumbu itu rusak akibat ulah wisatawan atau malah masyarakat lokalnya sendiri.

Snorkeling
Dokumentasi Pribadi

Terumbu Karang di Karimun
Dokumentasi Pribadi

Pemandangan bawah laut Karimun Jawa
Dokumentais Pribadi

Tidak hanya itu, kebersihan pantai juga menjadi prioritas dalam pengembangan pariwisata di Karimun Jawa. Banyak sekali sampah yang mengendap di sekitaran pantai di Pulau Karimun. Sampah itu berasal dari sampah yang dibawa oleh wisatawan dan banyak juga sampah yang berasal dari Pulau jawa seperti dari Semarang atau Jepara itu sendiri. Untungnya ada beberapa komunitas yang mendedikasikan dirinya untuk sekedar membersihkan sampah-sampah tersebut.

Membersihkan sampah di Karimun Jawa
Dokumentasi Pribadi

Pembangunan pariwisata di Karimun Jawa sangat perlu terutama dengan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat lokal Karimun Jawa tentang pentingnya sustainable tourism dalam pariwisata. 

Gunung Batur, Tiktok Satu Hari Saat Kuningan

Perjalanan ini sungguh perjalanan tak direncanakan. Pumpung libur dari internship, aku mengajak beberapa temanku di Bali untuk mendaki gunu...