Sebagai negara
kepulauan, Indonesia memiliki berjuta potensi wisata yang indah dan berbeda
dari negara-negara lain. Apalagi potensi wisata alamnya, tidak ada duanya mulai
dari ujung barat sampai timur. Makin banyak potensi-potensi wisata yang
dikembangkan oleh masyarakat lokalnya menjadi daerah tujuan wisata. Tapi,
banyaknya daerah wisata yang dibangun harus pula diiringi dengan pembangunan
infrastruktur pendukung yang tepat dan sesuai.
Pembangunan
pariwisata di Indonesia harusnya memenuhi teori 4A (Cooper,2005) yaitu
aksesibiltas, atraksi, amenitas dan ancillary Teori 4A dalam pariwisata. Biasanya daerah-daerah tujuan
wisata lemah dalam pengembangan amenitas atau fasilitas pendukungnya.
Nah, saya
mengunjungi sepotong surga tersembunyi yang terlupakan beberapa bulan lalu.
Pulau kecil di utara pulau Jawa, dengan penduduk mayoritas adalah nelayan yang
menggantungkan hidupnya di laut lepas. Untuk menuju pulau tersebut membutuhkan
waktu hampir lima jam perjalanan laut dengan kapal siginjai dari pelabuhan
kartini, Jepara. Ya! Pulau itu Karimun Jawa, Surga kecil yang tersembunyi.
Kapal Siginjai Dokumentasi Pribadi |
Pantai Pancuran Dokumentasi Pribadi |
Pantai Legoon Lele Dokumentasi Pribadi |
Senja di Karimun Dokumentasi Pribadi |
Empat hari
tiga malam rasanya tak cukup puas menikmati indahnya pulau Karimun Jawa.
Banyaknya pulau-pulau indah lain yang mengelilingi Pulau Karimun Jawa juga
menjadi nilai tambah pariwisata di Kepulauan Karimun Jawa. Berbagai potensi
wisata alam dikembangkan dan dipromosikan. Pantai-pantai yang tadinya masih
suci dibuka untuk wisatawan. Bukit-bukit mulai ditelusuri dan dirombak menjadi
spot melihat matahari terbenam maupun matahari terbit. Masyarakat mulai tak asing
dengan pariwisata, masyarakat mulai tidak kaget dengan wisatawan yang tiba-tiba
memasuki daerah mereka.
Bukit Cinta Dokumentasi Pribadi |
Matahari terbenam di Bukit Cinta Dokumentasi Pribadi |
Tidak
diragukan lagi Karimun Jawa memiliki pantai-pantai dengan pasir putih yang
indah dan terumbu karang yang bagus dan tidak kalah dengan pantai di Indonesia
timur. Menjadi salah satu dari surga tersembunyi Indonesia dalam bidang
pariwisata membuat Karimun terus berbenah.(surga tersembunyi Karimun Jawa) Tidak hanya wisata lautnya yang
menarik untuk dieksplor. Wisata Budaya dan wisata yang berada di pulau Karimun juga sangat bagus untuk dikunjungi. Saya sempat mengunjungi
hutan mangrove di perbatasan Pulau Karimun Jawa dengan Pulau Kemujan. Tidak
hanya itu, sebelum menuju pantai batu pengantin, saya melewati sebuah
perkampungan penduduk bugis dengan rumah adat mereka yang berjajar rapi.
Sungguh menakjubkan menemukan keunikan seperti itu di Pulau yang masih berada
di wilayah Jawa. Sayang seribu sayang, akses jalan di Pulau Karimun Jawa masih
kurang, karena ada sebagian jalan-jalan yang berlubang dan bahkan masih belum
bersemen, atau hanya pasir saja. Padahal, banyak sekali atraksi wisata terutama
pantai yang tersembunyi, dan sangat sulit untuk mencapai pantai-pantai
tersembunyi tersebut.
Sebagai pulau
yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Jawa, Karimun Jawa memang menjadi spot
wisata favorit untuk melepaskan penat dan memiliki pengalaman baru. Masih dalam
topik aksesibilitas, akses menuju Karimun Jawa ada tiga cara, yang pertama
adalah menggunakan kapal siginjai dengan waktu tempuh selama lima jam
perjalanan. Kemudian menggunakan kapal express dengan waktu hanya tiga jam
perjalanan dan menggunakan pesawat kecil dari bandara Ahmad Yani di Semarang.
Namun sayang, pengoperasian bandara di Pulau Karimun Jawa sendiri masih sangat
kurang dan terbatas.
Menanam Mangrove Dokumentasi Pribadi |
Jalan di Hutan Mangrove Dokumentasi Pribadi |
Apabila akses
yang ada sudah bisa dioptimalkan dengan baik, entah itu akses laut maupun
udara, Karimun Jawa akan menjadi destinasi tujuan wisata yang menarik untuk
dikunjungi, terutama untuk wisatawan mancanegara. Selain itu, ada al lain dalam
pengembangan pariwisata di Karimun Jawa, sebagai suatu destinasi wisata bahari
dengan kekayaan alam lautnya, masyarakat Karimun Jawa perlu mendapat
sosialisasi maupun penyuluhan baik untuk nelayan maupun pemandu lokal. Tanpa
sosisalisasi yang tepat, kekayaan alam laut akan mubazir dan tidak tahu bagaimana cara menjaganya. Karena terumbu
karang membutuhkan waktu 1 tahun untuk tumbuh sekitar 1 cm dan butuh waktu
lebih dari 10 tahun untuk membentuk satu terumbu karang yang indah. Sayang bila
terumbu-terumbu itu rusak akibat ulah wisatawan atau malah masyarakat lokalnya
sendiri.
Snorkeling Dokumentasi Pribadi |
Terumbu Karang di Karimun Dokumentasi Pribadi |
Pemandangan bawah laut Karimun Jawa Dokumentais Pribadi |
Tidak hanya
itu, kebersihan pantai juga menjadi prioritas dalam pengembangan pariwisata di
Karimun Jawa. Banyak sekali sampah yang mengendap di sekitaran pantai di Pulau
Karimun. Sampah itu berasal dari sampah yang dibawa oleh wisatawan dan banyak
juga sampah yang berasal dari Pulau jawa seperti dari Semarang atau Jepara itu
sendiri. Untungnya ada beberapa komunitas yang mendedikasikan dirinya untuk
sekedar membersihkan sampah-sampah tersebut.
Membersihkan sampah di Karimun Jawa Dokumentasi Pribadi |
Pembangunan
pariwisata di Karimun Jawa sangat perlu terutama dengan sosialisasi secara
langsung kepada masyarakat lokal Karimun Jawa tentang pentingnya sustainable tourism dalam pariwisata.