Pernah
nongkrong asik sambil lihat matahari terbenam ? Atau minum kopi bareng
ditemenin pemandangan lampu-lampu kota? Kalau belum, kamu harus ke kedai watu
lumbung.
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
Kedai ini
terletak 27 kilometer dari kota Jogja dan dapat ditempuh sekitar satu jam
perjalanan dengan kendaraan pribadi. Kalau mau lihat sunset disarankan berangkat
agak sore dan pastikan tidak mendung ya. Akses menuju kedai watu lumbung sangat
mudah, kalau dari Jogja kota, lewatlah jalan parangtritis lurus terus sampai
jembatan kali oya ada pertigaan kecil belok kiri sekitar 500 meter baru belok
kanan, kedai wedangan watu lumbung terletak di kanan jalan. Dari bawah sudah
nampak bangunan-bangunan kecil berbahan kayu dan bambu meghiasi bukit yang oleh
orang sekitar disebut bukit seribu.
|
google maps |
Menu
yang ada di kedai wedangan watu lumbung ini juga bervariasi loh. Ada banyak
jenis kopi mulai dari kopi lintang, kopi papua, kopi flores dan masih banyak
kopi lainnya. Tidak hanya itu, berbagai macam minuman tradisional turut
melengkapi menu di kedai wedangan watu lumbung ini, mulai dari wedah uwuh, teh
tarik, dan lain sebagainya. Kalau pagi hari biasanya ada menu jajanan pasar
seperti growol, tiwul, nogosari, gethuk. Siang beda lagi nih menunya, ada sayur
rumahan, nasi tempe, dan lain-lain. Pagi dan siang beda dan enak-enak kan.
Malam apalagi nih guys. Ada ketela goreng, peyek, tempe goreng dan lain-lain.
Wah makin kepo kan buat mampir ke kedai ini. Eh denger-denger dari mbak yang
jaga di menu, bahan-bahan makanan dan minuman diambil dari sekitar kedai loh.
Sesuai
namanya, kedai wedangan watu lumbung tidak hanya untuk nyantai dan ngopi asik
loh. Sebagai kampung edukasi, disini ada sebuah perpustakaan kecil yang
koleksinya lumayan lengkap. Nah, kalau mau gratisan nih ya, cukup bawa buku
yang masih layak baca untuk disumbangkan ke perpus mini ini. Bantuan kecilmu
akan sangat berarti untuk masyarakat ataupun tamu yang datang ke kedai ini. Eh tapi
ga cuma buat dapet gratisan aja loh, niatkan untuk kepedulian akan generasi
muda dan belajar menghargai alam dan sekitarnya.
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
Balik
lagi ke konsep arsitektur di kedai wedangan watu lumbung, kedai ini memang
benar-benar mengambil tema alam yang nyantai dan terkesan artsy dengan pilihan
bambu-bambu yang dijadikan pagar dan kursi kayu berukiran tak beraturan
menghiasi tiap sudut kedai. Fasilitas seperti toilet dan mushola kecil juga
tidak jauh dari kesan pedesaan yang nyeni dengan ada beberapa lukisan menempel
di dinding-dindingnya. Coret-coretan himbauan atau sekedar anekdot dan papan
menu juga tak kalah nyentrik walau menu pesanan hanya menggunakan kertas hvs
print-print –an.
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
|
pict by Farah, Kelana Wisata |
Segelas
kopi, pisang goreng panas, pemandangan alam Bantul dan suasana pedesaan yang
masih kental akan menjadikan soremu sore yang syahdu.